Tampilkan postingan dengan label Isu Hangat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Isu Hangat. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Mei 2017

MISTERIUS! Batu Besar di Tol Cipali Tiba-tiba Hilang



PORTAL-LAYO | Seorang supir truk bernama Soerbaktie terkejut saat dirinya melintasi Tol Cipali untuk yang kedua kalinya. Awalnya dia memotret batu besar, tapi setelah dicek kembali batu itu hilang.

Dikutip dari indozone, Soerbaktie menceritakan kisah misteriusnya itu lewat akun media sosialnya, kamis (11/5). Kisahnya ini merupakan pengalamannya sendiri yang disampaikan sejujurnya. Pasalnya jalur Tol Cipali ini merupakan jalur pulang-perginya.

Ia menceritakan bagaimana hilangnya batu misterius disana. Konon batu ini yang tak ada satu orang pun yang bisa hingga saat ini memindahkannya walau sudah memakai alat berat. ⠀

"Suatu waktu dari Cilacap menuju Jakarta siang hari aku iseng foto batu ini sambil jalan dengan kecepatan 70 km /jam dan sempat tiga kali aku ambil fotonya. Tapi begitu istirahat di rest area Kerta Jati, aku begitu kaget lihat foto yang aku ambil tadi ternyata kosong tidak ada (wujud) batunya (dalam foto). Padahal di sekitaran batu itu ada semua tertangkap kamera tapi kenapa batunya tidak ada," ujar Soerbaktie.



Dalam tulisannya yang ramai dibagikan dan dikomentari sesama sopir tersebut, Soerbaktie menuturkan bahwa kisah yang dibagikannya bukanlah untuk menakut-nakuti sesama rekan seprofesinya, melainkan sekadar ingin berbagi pengalaman saja. ⠀

"Itu kisah pengalamanku lur, semoga sedulur juga dapat mengalaminya demi satu kebaikan di mana pun kita berada," pungkas Soerbaktie dalam tulisannya tersebut. ⠀

"Dulu waktu saya lewat ada orang melambaikan tangan di sebelah batu itu.... Tapi aku pikir ya warga situ aja... posotif thingkin aja lah," kata akun Wiedhy Satria yang juga seorang sopir truk. ⠀

"Percaya atau ngga percaya silahkan saja, toch ngga ada yang memaksa anda untuk percaya sebelum mengalaminya sendiri, tak perlu arogan dalam berkomentar," kata akun Nonos Supriatno mengomentari.

Kalau dipikir lagi, memang serem ya. Hmm percaya gak percaya, tapi sudah banyak pengendara yang alami kejadian misterius saat lewat disana. Apa kamu juga demikian?

sumber (wajibbaca)

Kamis, 11 Mei 2017

Ada yang bingung apa itu pertamax, pertalite, dan premium? Ternyata ini perbedaanya!

Sebagaimana dilansir dari detik.com, Menggonta-ganti bahan bakar sebenarnya tidak terlalu masalah. Apalagi jika ingin beralih menggunakan BBM beroktan lebih tinggi.Kalau dikasih oktan yang lebih tinggi sih nggak masalah, karena semakin tinggi kompresi engine sebenarnya dia membutuhkan tingkat oktan pada bahan bakar yang lebih tinggi, jadi kalau dia dinaikin grade oktan ya bagus, pembakaran jauh lebih sempurna.Peningkatan oktan tersebut juga berdampak ke performa mesin.Sebenarnya buat orang-orang yang biasa ngetes atau biasa coba sih bisa bedain rasanya, tapi orang kebanyakan sih sulit untuk membedakan. Sebenarnya ada tapi nggak terlalu signifikan, terasa lah lebih enteng, yang biasa bawa mobil sih tahu.

Jika keadaan terpaksa harus mencampur BBM, Anjar mengatakan hal itu membuat ruang pembakaran menjadi kotor.Kalau technical point of view ya sebenarnya mungkin kalau dicampur-campur ruang bakar akan lebih kotor, apalagi kalau dia pakai oktan rendah, tapi kalau dia pakai oktan bagus dan maintain sebenarnya sih nggak terlalu masalah, cuma kan kalau dicampur nggak bisa fix segitu oktannya, nggak bisa mastiin juga," kata Anjar eksekutif astra motor. (detik.com)

Seperti dikutip dari berbagai sumber, ketiga jenis BBM ini punya kelebihan dari kadar yang dikandung masing-masing.Ketiga varian tersebut memiliki perbedaan oktan yang tipis Premium memiliki kadar oktan 88, Pertalite  kadar oktan 90, Pertamax dengan kadar oktan 92.

Perbedaan Pertamax, Pertalite dan Premium

1. BBM jenis Premium memiliki warna kuning cerah, hal tersebut di karenakan berasal dari zat pewarna tambahan (dye).Sedangkan Pertalite mempunyai warna hijau terang sebagai dampak pencampuran antara bahan bakar Premium dengan Pertamax.Pertamax dan juga Pertamax Plus sendiri mempunyai warna biru kehijauan, Pertamax sendiri tidak menggunakan pewarna, sehingga pembakarannya lebih sempurna di bandingkan bahan bakar Premium dan Pertalite.

2. Menggunakan Pertamax atau Pertalite lebih bersifat rekomendasi, karena non timbal yang dapat memberikan kualitas kebersihan ruang bahan bakar ketimbang Premium.Kadar Pertamax atau Pertalite pun lebih baik, sehingga sesuai dengan kompresi mesin yang akan membuat tarikan lebih enteng

3. Untuk kendaraan dengan kompresidi bawah 9,0 : 1 masih bersifat rekomendasi untuk menggunakan Premium.Tetapi jika perbandingan kompresi 9,0 keatas dan masih menggunakan Premium maka secara otomatis akan mengalami penurunan kualitas performa. Sehingga direkomendasikan menggunakan Pertamax atau Pertalite.

Karakteristik Premium, Pertalite dan Pertamax

Premium

Premium atau biasa disebut bensin mengandung RON 88, yang merupakan kadar paling rendah di antara BBM kendaraan bermotor yang dipasarkan SPBU Pertamina di Indonesia.Dari Segi teknologi
Penggunaan Premium dalam mesin berkompresi tinggi akan menyebabkan knocking. Premium di dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak sesuai gerakan piston.Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang, sehingga terjadi pemborosan atau inefisiensi. Kandungan RON dalam Premium adalah RON 88.Dari Segi Ekonomi, Knocking berkepanjangan mengakibatkan kerusakan pada piston sehingga komponen tersebut lebih cepat diganti.

Pertalite

Pertalite merupakan BBM terbaru yang diluncurkan Pertamina di akhir Juli 2015 untuk memenuhi Surat Keputusan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 313 Tahun 2013 tentang Spesifikasi BBM RON 90.Dari sisi teknologi, sebenarnya kendaraan roda empat di Indonesia rata-rata bisa mengonsumsi BBM RON 90-92.Dari Segi teknologiPembakaran Lebih sempurna ketimbang Premium, karena memiliki RON 90.Dari Segi EkonomiHarga lebih murah dari Pertamax tapi lebih mahal dari Premium. Namum Lebih bagus bagi mesin dibandingkan Premium.BBM jenis Pertalite tidak disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya mengikuti harga internasional.

Pertamax

Pertamax merupakan BBM yang dibuat menggunakan tambahan zat aditif.Sekadar diketahui, Pertamax pertama kali diluncurkan tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsurnya MTBE yang berbahaya bagi lingkungan.Pertamax sangat disarankan pada kendaraan bermotor yang diproduksi setelah 1990, terutama kendaraan yang menggunakan teknologi catalytic converters (pengubah katalitik) dan electronic fuel injection (EFI).Dari Segi teknologi Pertamax dapat menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston.Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan Pertamax lebih maksimal. Pembakaran pada Pertamax lebih sempurna ketimbang Premium dan Pertalite karena memiliki kadar RON 92.Dari Segi EkonomiBBM jenis Pertamax tidak disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya mengikuti harga internasional.

Mesin Motor Bore Up Wajib Pertamax

Bagi anda yang punya mesin bore up maka harus pakai pertamax karena premium tidak bisa mengimbangi pembakaran dengan kompresi tinggi mesin bore up, biasanya timbul knocking atau mesin gelitik, orang menyangka itu masalah kamrat padahal itu bunyi klep yang tidak stabil, akibat terburuknya adalah mesin anda jebol semacam klep bengkok atau piston bolong. Pernah saya turun mesin tiga kali gara-gara mesin bore dikasih premium, tapi niatnya irit malah jadi kebablasan borosnya buat biaya service jutaan. Setelah pakai pertamax tiap hari ternyata mesin awet, sudah 2 tahun tak ada tanda-tanda mesin rewel. Ternyata pertamax selain menambah tenaga mesin juga wajib bagi mesin kompresi tinggi. Anggapan salah orang indonesia kalau tiap hari makan pertamax mesinnya bisa rusak, justru sebaliknya, mesin anda lebih bersih dan anda tidak perlu service mesin berkala karena zat aditif dalam pertamax juga berfungsi sebagai pembersih kerak pembakaran.

(bz11)

Sabtu, 06 Mei 2017

Merinding..!! Ini Audio Orasi Habib Rizieq Semangati Umat Islam Indonesia Dari Madinah


Ngelmu.id - Aksi simpatik 55 yang berlangsung pada jumat 5/5 tidak dihadiri oleh Habib Rizieq Shihab. Pasalnya, Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) itu tengah menunaikan ibadah umrah.

Meski demikian, Habib Rizieq rupanya tidak ingin ?ketinggalan untuk mengikuti aksi massa bersama GNPF MUI dan ormas Islam lainnya, untuk berjuang menegakan keadilan. Dia ikut bersuara lewat sambungan telepon kepada salah satu koordinator aksi. Orasinya itupun disambungkan lewat pengeras suara dan didengar seluruh massa aksi.

"Saudara-saudaraku meskipun saya jauh di mata, namun dekat di hati para saudaraku sekalian," ujar Rizieq lewat sambungan telpon di kawasan MA, Jakarta, Jumat (5/5).
Suara telepon Habib Rizieq langsung disambungkan melalui pengeras suara sehingga terdengar oleh peserta aksi.

Habib Rizieq juga mengingatkan turunnya umat Islam hari ini sebagai bentuk dukungan kepada hakim agar penguasa tidak ikut intervensi terhadap penegakan hukum bagi penista agama.
�Kita ingatkan banhwa turunya kita hari ini sebagai (aksi) simpatik untuk membantu para hakim agar jangan pemerintah sampai mengintervensi hukum si penista agama,�ungkapnya

Untuk itu ia berharap, aksi 55 ini semoga menjadi awal kemenangan umat Islam setelah kemarin memenangkan gubernur muslim.
�Kita berharap semoga menjadi hari turunnya keberkahan dari Allah sehingga sampai penista agama dihukum 5 tahun,�ungkapnya.


ORASI JARAK JAUH HABIB RIZIEQ SYIHAB DALAM AKSI SIMPATIK 55
ORASI JARAK JAUH HABIB RIZIEQ SYIHAB DALAM AKSI SIMPATIK 55
Dikirim oleh Habib Muhammad Rizieq Syihab, Lc, MA, DPMSS pada 5 Mei 2017

Jumat, 05 Mei 2017

Amien Rais Minta Penguasa tak Intervensi Kasus Penistaan Agama Ahok

Ngelmu.id - Eks Ketua MPR, Amien Rais, ikut berorasi dalam aksi unjuk rasa yang menuntut hukuman maksimal untuk terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Basuki " Ahok" Tjahaja Purnama, di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017).

Amien mengawali orasinya dengan mengimbau para penguasa agar tidak mengintervensi kasus Ahok. Amien bahkan menyebut nama Presiden Joko Widodo dalam imbauannya itu.
"Saya mengatakan, wahai para hakim, wahai Pak Jokowi, pak Jaksa Agung, pak Ketua MA, belajarlah dari peristiwa-peristiwa kemarin. Tidak ada gunanya bagi-bagi apa pun. Karena yang menang adalah yang dari Allah SWT," ujar Amien.

Ia kemudian mengajak massa agar berdoa supaya hakim tidak membebaskan Ahok. Amien lantas mengutarakan kekhawatirannya apabila Ahok diputus bebas.

"Karena kalau si ' Ahok pekok' ini sampai bebas, dia bisa jadi Menteri Dalam Negeri, bisa jadi Menhankam, bisa jadi apa saja," ucap dia.

Amien juga meminta massa agar tidak menganggap aparat kepolisian dan TNI sebagai musuh. Ia meminta masyarakat menghormati polisi.

"Mari kepada polisi kita hormat. Kalau polisi mogok satu jam saja terjadi perampokan bank, rampok, begal masuk ke kampung-kampung. Jadi jangan sampai kita tidak hormat pada polisi. TNI, Polri adalah teman kita. Lawan kita adalah kezaliman,"tutupnya.

Din Syamsuddin: Tuduhan Umat Islam Intoleran Menyakitkan Hati

Ngelmu.id - Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin mengatakan, tuduhan terhadap umat Islam sebagai intoleran dan antikebinekaan sungguh menyakitkan hati.

Padahal, jasa dan peran umat Islam sangatlah besar dalam penegakan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, sejak masa perlawanan terhadap penjajahan hingga perjuangan menegakkan kemerdekaan.

Begitu pula, kehidupan nasional Indonesia yang relatif stabil dari dulu hingga sekarang adalah karena toleransi tinggi umat Islam yang hidup berdampingan rukun dan damai dengan segenap saudara sebangsa dan setanah air. Toleransi tersebut ditegakkan tanpa memandang Suku, Agama, Ras, dan (Antar) Golongan."Tidak dapat dibayangkan keadaan Indonesia jika umat Islam tidak toleran," kata Din dalam keterangan persnya, Sabtu (6/5/2017).

Din melanjutkan, kelompok umat Islam yang juga didukung oleh elemen-elemen lain memprotes penistaan agama adalah karena penistaan itu mengganggu kerukunan dan menggoyahkan kebinekaan.
Menurutnya, begitu juga ketika mereka menggugat ketidakadilan ekonomi adalah karena itu bertentangan dengan Sila Kelima Pancasila."Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa mereka menggugat ketidakadilan hukum adalah karena negara kita adalah Negara berdasarkan hukum," kata Din.

Maka dari itu, Din mempertanyakan siapa sebenarnya yang intoleran dan antikebinekaan? Apakah pihak yang memrotes penistaan terhadap pihak lain karena mengganggu kerukunan, dan menggugat ketidakadilan ekonomi dan hukum. Atau justeru pihak yang mendukung pengganggu kerukunan dan antikebinekaan dengan memasuki wilayah keyakinan orang lain.

"Serta mendukung (atau didukung oleh) para pemilik modal yang karena kekayaannya ingin mendiktekan kehidupan nasional sambil berkacak pinggang atas penderitaan mayoritas rakyat?" kata Din.

Menurut Din, ini saatnya masyarakat menegakkan kerukunan sejati, bukan kerukunan semu yang mendukung penghinaan terhadap pihak lain. Apalagi, kerukunan rancu dengan menuduh pihak pemprotes penghinaan terhadap pihak lain sebagai intoleran dan antikebinekaan.

"Saatnya nalar bangsa dijernihkan, saatnya nurani bangsa diputihkan dari kecenderungan manipulasi dan pemutarbalikan fakta, 'Katakanlah, jika kebenaran tiba, kebatilan akan sirna (QS 17:81)'," pungkasnya.

Saran Aa Gym, Umat Islam Harus Tetap Santun Meski Disakiti Ahok

Ngelmu.id - Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym sempat mengingatkan massa Aksi Bela Islam agar tidak membawa sentimen suku, agama, ras, antar golongan (SARA) dalam menuntut keadilan.

Selain keluar dari konteks meminta keadilan dalam kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki Purnama (Ahok), menurut Aa Gym, isu SARA juga dapat memicu konflik lebih luas.
"Masalah kita cuma dua. Pertama, kita merasa ada orang yang menistakan agama. Kedua, kita minta hukum ditegakkan. Makanya, saudara jangan teriak yang macam-macam," katanya usai salat di Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (5/5).

Selain itu, ia juga berharap Aksi Bela Islam harus bisa menjadi lahan dakwah bagi umat. Menurutnya, masyarakat tidak perlu terlalu memikirkan keputusan hakim dalam sidang vonis Ahok pada Selasa depan (9/5)."Kita harus jadikan kejadian ini sebagai ladang dakwah. Jadi tidak terlalu penting hasil pilkada dan putusan hakim. Itu urusan hakim dengan Allah,"  ucapnya.

Lanjutnya, umat harus bisa menunjukan keindahan Islam meski telah disakiti oleh perkataan Ahok. "Bagaimana umat Islam meski tersakiti tetap santun. Ini lebih bermakna dari sekadar putusan hakim," tegasnya.

Ia menambahkan, jika ingin melakukan aksi-aksi seharusnya bisa menyontoh Rasulullah SAW, termasuk tidak teriakan yang tidak dicontohkan Nabi. Sebab, Aa Gym mengingatkan, Rasul tidak pernah memaki, mencaci, mencibir apalagi menghina.

Sebagaimana diketahui, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menggelar Aksi Simpatik 55 dengan damai di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5). Massa aksi memilih beri�tikaf atau diam di dalam masjid untuk mendengarkan tausyiah dari para ulama, termasuk dari Aa Gym.

Pada awalnya, massa aksi akan menggelar longmarch dari Masjid Istiqlal ke Mahkamah Agung. Namun, dengan berbagai pertimbangan akhirnya GNPF hanya mengirimkan 10 orang delegasi ke Mahkamah Agung, yaitu Prof Didin Hafiduddin, Kapitra Ampera, Nasrulloh Nasution, KH Shobri L

Habib Rizieq Ketahui Penyiram Air Keras Novel, Polisi: Kita Belum Dapat Pelakunya

Ngelmu.id - Meski Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Syihab sudah mengetahui penyiram teror air keras yang terima penyidik senior KPK Novel Baswedan, namun hingga kini pihak kepolisian belum mengungkapnya.

Kadiv Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengatakan polisi masih menyelidiki kasus penyiraman air keras ke Novel Baswedan."Masih dalam penyelidikan, Masih, kita belum mendapatkan pelakunya sampai sekarang " kata Argo di Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017).

Argo mengatakan kasus teror yang dialami oleh Novel belum menemui titik temu. Hingga kini polisi belum mendapatkan pelaku dalam kasus penyiraman air keras ke wajah Novel.

Sebelumnya, Habib Rizieq telah mengetahui identitas pelaku penyiram air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan seusai salat subuh di masjid Al Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017)lalu.

Dalam keterangannya di Mekkah di sela ibadah umroh, Selasa (2/5/2017) pria yang dikenal dengan sebutan Habib Rizieq tersebut menyebut bahwa pelaku penyiraman air keras tersebut adalah seorang pengusaha keturunan yang menyewa dua preman.

�Ada Novel baswedan, mukanya disirami air keras. Pelakunya sudah ketahuan kok. Kita sudah deteksi, pelakunya seorang pengusaha keturunan, yang punya usaha dalam kemasan kelautan, dan memakai dua preman dari timur, untuk menyirami daripada yaitu Novel Baswedan dengan air keras,�jelasnya.

Namun demikian dia menyebut bahwa kepolisian tak akan memprosesnya. �Nah sekarang orangnya sudah ada, identitas ada, nggak diproses,�tandasnya.

Sebagaimana diketahui, penyidik KPK Novel Novel Baswedan diteror dua orang pengendara motor tak dikenal. Dia disiram air keras seusai salat subuh di masjid Al Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Novel selesai salat subuh sekitar pukul 05.10 WIB. Saat itu, dia berada di depan masjid Al Ihsan. Tiba-tiba Novel dihampiri oleh dua orang laki-laki tidak dikena dan langsung menyiram dengan menggunakan air keras dan mengenai mukanya.

Air keras itu, menyebabkan Novel bengkak di kelopak mata bagian bawah kiri dan berwarna kebiruan. Serta bengkak di dahi sebelah kiri dikarenakan terbentur pohon. Selanjutnya pelaku melarikan diri.

Saat ini Novel sendiri masih berada di Singapura untuk menjalani perawatan intensif. Adapun, efek penyerangan air keras terhadap penyidik senior KPK tersebut ternyata tidak hanya mengenai mata. Air kimia itu ternyata juga mengenai rongga hidung.

Jokowi: Jangan Habiskan Energi untuk Urusan tak Produktif Seperti Demo

Ngelmu.id - Beberapa waktu terakhir ada sejumlah aksi demonstrasi di Ibukota. Aksi terakhir adalah hari ini yang digelar oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF). Presiden Joko Widodo pun menanggapi maraknya aksi massa tersebut.

"Ya kita ini kan hidup di negara yang berdemokrasi. Di negara yang demokratis. Silakan menyampaikan pendapat, silakan yang ingin demo," kata Jokowi di Ponpes Luhur Al Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (5/5/2017).

Jokowi mengingatkan, demonstrasi pun harus ikut aturan yang berlaku. Dengan demikian, demonstrasi tidak mengganggu masyarakat umum.

"Jangan sampai energi kita ini habis. Setiap hari hanya untuk urusan-urusan yang tidak produktif. Apa akan terus kita akan ulang-ulang seperti ini? Ndak! Ndak! Tidak! Saya sampaikan ini, tidak!" tegasnya.

Dia menyerahkan kepada Menko Polhukam untuk menindak organisasi massa yang mengganggu ketertiban umum. Namun Jokowi tak secara rinci menyebutkan tindakan apa yang tepat bagi organisasi yang mengerahkan massa untuk bertindak mengganggu.

Sebagaimana diketahui, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menggelar Aksi Simpatik 55 dengan damai di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5). Massa aksi memilih beri�tikaf atau diam di dalam masjid untuk mendengarkan tausyiah dari para ulama, termasuk dari Aa Gym.

Pada awalnya, massa aksi akan menggelar longmarch dari Masjid Istiqlal ke Mahkamah Agung. Namun, dengan berbagai pertimbangan akhirnya GNPF hanya mengirimkan 10 orang delegasi ke Mahkamah Agung, yaitu Prof Didin Hafiduddin, Kapitra Ampera, Nasrulloh Nasution, KH Shobri Lubis, Ahmad Doli Kurnia, Ahmad Luthfi Fathullah, Muhammad Luthfie Hakim, Heri Aryanto, KH Nazar Haris, dan Ustaz Bobby Herwibowo.

Ini Hasil Pertemuan GNPF-MUI dan MA, Apakah Ahok Nantinya akan Divonis Bebas?

Ngelmu.id - Ratusan ribu massa Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) memadati kawasan Masjid Istiqlal DKI Jakarta. Diantara ratusan ribu massa tersebut, sebanyak 10 perwakilan GNPF-MUI bertemu dengan Mahkamah Agung (MA) untuk membahas vonis terdakwa kasus penistaan Agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Jumat (5/5/2017) di Kantor MA Jl. Medan Merdeka Utara Gambir, Jakarta Pusat.

Dalam pertemuan yang digelar pada pukul 13.45 WIB hingga pukul 14.40 WIB tersebut, perwakilan GNPF MUI diterima di ruang Panitera Made Rawa Aryawan dan diterima Sunarto (Ketua Muda Pengawasan), Made Rawa Aryawan (Panitera), Suharto (Panitera Muda Pidana), Pujo Harsono  (Sekretaris MA) dan Ridwan Mansyur (Kabiro Humas).

Adapun, dari pihak  GNPF MUI yakni Didin Hafiduddin, Kapitra Ampera, Nasrulloh Nasution, KH Shobri Lubis, Ahmad Doli Kurnia, Ahmad Luthfi Fathullah, Muhammad Luthfie Hakim, Heri Aryanto, KH Nazar Haris MBA dan Ustadz Bobby Herwibowo.

 �Kami selaku perwakilan GNPF yang datang dari seluruh daerah Indonesia yang dimana menuntut keadilan yang harus dijunjung tinggi, karena kehancuran suatu bangsa bahwa ada nya ketidak adilan yang berada di bangsa tersebut. Kami juga warga Indonesia yang taat hukum itu semua sudah terjadi di aksi-aksi sebelum dengan keadaan kondusif dan damai dalam menyampaikan aspirasi,�kata Didin Hafiduddin, mewakili GNPF MUI.

Sementara tim advokasi GNPF MUI Kapitra Ampera menanyakan bahwa rumah hukum dimana yang akan melindungi rakyat Indonesia, aksi-aksi yang dilakukan tidak berjalan begitu saja karena ada sebab dan akibat serta hasil aksi yang kita lakukan.

�Kami meminta agar keadilan sama dimata hukum tidak di beda-bedakan, kami mendukung majelis Hakim bersikap independen dalam mengambil keputusan dan jangan sampai independensi ini tergerus dengan adanya desakan-desakan oleh para pimpinan,�katanya

Dia berharap, bukan hanya masyarakat Jakarta saja karena masyarakat Indonesia menunggu keadilan.
�Kami bermunajat dan meminta agar majelis taklim berperilaku seadil-adilnya. Kami ada didalam dan diluar guna mendukung Independen MA dalam mengambil keputusan, jika keadilan  sudah dilakukan keadilan di MA maka tidak ada yang terluka hatinya,�ungkapnya.

Perwakilan GNPF MUI lain, Muhammad Luthfie Hakim mengatakan bahwa keadilan di Indonesia masih kurang. Kami harap MA sebagai benteng terakhir kami yang selalu independen dalam mengambil keputusan. �Jangan sampai salah mengambil keputusan karena keadilan ini akan di lihat oleh para seluruh rakyat Indonesia,�ujarnya.

Senada dengan Luthfie, KH Shobri Lubis mengatakan bahwa pihaknya datang untuk menekan MA, dia datang karena ada rasa memiliki MA. Dia berharap dan masyarakat Mahkamah Agung akan tetap independen dalam mengambil keputusan.

Dalam kesempatan tersebut, panitera Made Rawa Aryawan mengungkapkan bahwa MA adalah milik bersama dan menjaga situasi yang kondusif dan damai serta tertib dalam menyampaikan aspirasi dengan waktu yang ditentukan karena kita ini di beri moral dan etika yang harus dijunjung tinggi. 

Dia mengatakan bahwa seluruh aspirasi adalah inti-inti berdasarkan undang-undang, dan Ketua MA berjanji tidak akan ada intervensi yang akan dilakukan oleh pimpinan Pemerintah. Hakim tidak boleh di intervensi serta didesak Walapun dilakukan oleh diri nya sendiri dan Ketua MA akan menjamin serta Mahkamah Agung harus di kontrol agar berjalan dengan baik.

�Kami atas nama MA ini akan kami catat dan kami akan sampaikan karena ini akan mendukung hal-hal yang dibutuhkan pengadilan. Nilai utama keadilan, adat istiadat serta agama akan dijunjung tinggi oleh MA. Kami meminta maaf bila ada kekurangan dalam menerima perwakilan,�katanya.

Sebagaimana diketahui, GNPF-MUI menggelar Aksi Simpatik 55 dengan damai di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5). Massa aksi memilih beri'tikaf atau diam di dalam masjid untuk mendengarkan tausyiah dari para ulama, termasuk dari Aa Gym.

Pada awalnya, massa aksi akan menggelar longmarch dari Masjid Istiqlal ke Mahkamah Agung. Namun, dengan berbagai pertimbangan akhirnya GNPF hanya mengirimkan 10 orang delegasi ke Mahkamah Agung

Ini Dia Foto-foto Aksi 55 Yang Bikin Nyes Pejuang Keadilan

Ngelmu.id - Aksi menuntut penista agama Islam diganjar hukuman yang layak dan setimpal meninggalkan kenangan bagi para pejuangnya.

Berikut ini sejumlah foto yang berhasil diabadikan sejumlah netizen dan media massa.
















































Usai Bertemu MA, Massa Aksi 55 Diajak Bermunajat Agar Allah Berikan Pertolongan

Ngelmu.id - Setelah menjelaskan hasil pertemuan dengan Mahkamah Agung (MA), anggota Tim Advokasi GNPF MUI Kapitra Ampera mengajak seluruh peserta aksi damai 55 untuk kembali ke masjid Istiqlal. Para peserta aksi diajak untuk memohon pertolongan Allah SWT.

"Mari bermunajat lagi ke Istiqlal. Meratap agar Dia menurunkan pertolongan kepada agamanya," kata Kapitra, Jumat (5/5).

Menurutnya, mereka yang melakukan aksi damai 55 bukan membela siapa-siapa melainkan agama Allah. Oleh sebab itu, ia ingin mereka meminta pertolongan Allah melalui tangan-tangan hakim pengadilan kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Dalam pertemuan para delegasi dengan MA, Kapitra menyebutkan, ada dua hal yang pihaknya sampaikan. Pertama, mereka ingin majelis hakim harus betul-betul independen dan tidak boleh diintervensi."Baik itu oleh kekuasaan atau siapapun, dan bentuk apapun termasuk oleh dirinya sendiri," kata dia.

Kedua, mereka menyampaikan kepada MA agar majelis hakim harus memutuskan persidangan berdasarkan fakta-fakta persidangan. "Dan dengan rasa keadilan yang hadir di antara kita semua," tambah Kapitra kepada para peserta aksi.

Setelah menyampaikan tuntutannya tersebut, kata Kapitra, MA menyambutnya dengan gembira. MA juga menjamin majelis hakim tidak akan bisa diintervensi oleh kekuasaan, siapapun, dan bentuk apapun termasuk dirinya sendiri."Jika hakim punya kepentingan sendiri, maka ia harus mengundurkan diri," jelas Kapitra.

Seementara, Wakil Ketua GNPF MUI, Ustaz Zaitun Rasmin, mengatakan, sebelumnya umat Islam telah menggelar beberapa Aksi Bela Islam untuk mencari keadilan dalam kasus penistaan agama, seperti aksi 411, 112, 212, dan Aksi 313. Namun, ia menyebut aksi 55 ini merupakan aksi penutup.

"Aksi 55 ini sebagai penutup aksi-aksi bela Islam kita. GNPF tidak rencanakan aksi lagi. Kita harap ini tuntutan kita terakhir," ujar Ustaz Zaitun di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5) saat memandu tausiah.

Selain itu, menurut Zaitun, beberapa kali perwakilan GNPF juga telah berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi umat Islam kepada para pemegang kekuasaan di Indonesia, mulai dari tingkatan paling rendah hingga ke paling tinggi.

"Semua upaya kita lakukan, kita dialog sampai kepada bapak wakil presiden, GNPF sudah diterima secara resmi. Memang kepada presiden tak langsung diterima, Tapi bapak presiden telah datang langsung ke Monas saat Aksi Bela Islam ketiga, ini tandanya apresiasi kita telah didengar," ucapnya.

Setelah berbagai aksi dilakukan, Zaitun berpesan, untuk selanjutnya, umat islam diminta untuk terus berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan keadilan di Indonesia. Karena menurut Zaitun setelah segala aksi yang dilakukan jalan selanjutnya yaitu tinggal meminta dan memohon pertolongan Allah SWT "Kita terus berjuang dengan doa kita, Ini adalah aksi puncak kita. Kita yakin bahwa doa-doa kita akan di dengar," katanya.

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menggelar Aksi Simpatik 55 dengan damai di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5). Massa aksi memilih beri'tikaf atau diam di dalam masjid untuk mendengarkan tausyiah dari para ulama, termasuk dari Aa Gym.

Pada awalnya, massa aksi akan menggelar longmarch dari Masjid Istiqlal ke Mahkamah Agung. Namun, dengan berbagai pertimbangan akhirnya GNPF hanya mengirimkan 10 orang delegasi ke Mahkamah Agung, yaitu Prof Didin Hafiduddin, Kapitra Ampera, Nasrulloh Nasution, KH Shobri Lubis, Ahmad Doli Kurnia, Ahmad Luthfi Fathullah, Muhammad Luthfie Hakim, Heri Aryanto, KH Nazar Haris, dan Ustaz Bobby Herwibowo.

Kisah Haru Terkait Aksi 55 Di Pasar Kebayoran Lama


Oleh Zaki MP

Ngelmu.id - Saya terharu tadi pagi di Pasar. Pingin nangis. Pagi ini tergesa-gesa untuk membeli logistik buat aksi Jumat siang nanti, karena baru sempatnya waktu sudah mepet.

Ya Rabb, saya nggak tega lihat seorang ummahat jualan roti dan menawarkan saya untuk beli.

Saya tanya "berapa harganya bu?"
Si ibu jawab " 5000 rupiah".

Ibu bawa berapa banyak ? Saya beli semua. Sambil saya hitung uang, "ah cukup 750 ribu".

Saya tinggal ibu itu sejenak sambil beli buah-buahan di blok lain.

Saat saya kembali, sang ibu bertanya, "mas beli sebanyak ini buat apa?"

Saya jawab, "Buat aksi 505  siang ini bu. Ibu nggak ikut?", tanya saya.

"Saya nggak tahu pak, nggak dapat info. hape saya jadul, nggak nonton tv pula. Saya pingin ikut pak. Tapi saya ada agenda", jawabnya.

"Berapa bu semuanya?"

"GRATIS PAK, SAYA NYUMBANG. Saya dah niatin buat bantu, di saat saya tidak bisa ikutan padahal ingin ikutan", jawab sang ibu sambil mengusap air mata nya.

lalu ibu itu meninggalkan saya begitu aja.

Sementara saya masih bengong dan terharu.

Barakallahu fikum
Jazakillah khair ibu.

Jika kawan-kawan ada yang kenal dengan ibu ini, sampaikan salam takzim saya.

#ahSayaMasihTerharu
#pasarkebayoranlama

Arifin Ilham: Tuntutan Terhadap Ahok Jauh dari Ekspektasi Umat


Ngelmu.id - Ustadz Arifin Ilham mengatakan, Aksi Simpatik 55 merupakan aksi damai untuk mengetuk hati para penegak hukum agar menegakkan hukum seadil-adilnya. Penegakkan hukum harus tidak menjadi preseden buruk di kemudian hari.

"Insya Allah aksi ini (55) simpatik damai berangkat dari masjid dimulai shalat Jumat, dzikir, dan doa bersama," kata Ustaz Arifin usai memimpin Istighasah di Korem 061/Suryakancana, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/5) seperti yang dirilis Antara.

Arifin Ilham menyebutkan, masyarakat berharap para penegak hukum agar menegakkan hukum sejujur-jujurnya sesuai dengan hati nurani. "Itu yang diharapkan penduduk negeri Indonesia yang tercinta ini, supaya tidak menjadi preseden buruk bagi pengakan hukum berikutnya," katanya.

Saat ditanyakan apakah tuntutan JPU terhadap kasus penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah memenuhi ekspektasi umat. Arifin menjawab masih jauh dari harapan umat.

"Masih jauh dari ekspektasi umat. Harapannya, sejauh, sesuai dengan jalur hukum yang pernah terjadi pada penista agama yang pernah ada di negeri ini," kata Arifin.

Ustaz Arifin menegaskan, jika hukum ditegakkan, maka aman dan damai negeri Indonesia. "Jangan mengorbankan hukum yang mengakibatkan tidak terciptanya suasana stabil di negeri ini yang kita cintai," kata Arifin.

Arifin Ilham juga mengimbau kepada peserta aksi untuk mengikuti adab aksi damai, dimulai dengan berwudhu, dzikir, santun, menghormati aparat, dan jangan membuang sampah sembarangan. "Tidak boleh ada anarkis, tidak ada kata yang kasar, yel-yel santun dan menyayangi semua," kata Arifin. "Inshaa Allah, dengan doa, aksi damai bisa mengetuk hati hakim dan jaksa."

Dalam ceramah agamanya, Arifin Ilham juga sempat mendoakan agar Allah memberikan hidayah kepada Gubernur DKI Jakarta Ahok, agar dibukankan hatinya untuk menerima kebaikan. Arifin juga mendoakan Gubernur DKI Jakarta terpilih menjadi amanah, dinaungi keberkahan agar dapat memimpin secara arif, bijak, dan membawa kemaslahatan bagi semua.

Jika Penista Agama Bebas Maka Rusak Kebhinekaan Bangsa


Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin memberikan dukungannya terhadap aksi simpatik 55 yang rencananya digelar pada Jumat (5/5) ini. Aksi Simpatik 55, menurut dia adalah ekspresi demokrasi yang dijamin konstitusi.

"Karenanya, tidak ada yang boleh menghalanginya kecuali yang antidemokrasi dan antikonstitusi," ujar Din Syamsuddin, sehari sebelumnya Kamis (4/5).

Dia menjelaskan, Aksi Simpatik 55 sejalan dengan kerukunan sejati karena aksi ini adalah bentuk protes terhadap ujaran kebencian yang mengganggu kerukunan. Din menilai, tujuan aksi ini untuk mengingatkan Indonesia untuk terus melakukan penegakan hukum dan keadilan.

"Karena jika kasus penista agama bebas, maka saling menghina antara kelompok-kelompok masyarakat akan merajalela dan merusak kebinekaan bangsa," kata dia.

Terkait pelanggar norma dan etika kerukunan, Din berharap agar hal tersebut dapat diamputasi melalui penegakan hukum yang berkeadilan dan memerhatikan rasa keadilan masyarakat. Dia juga berpesan, agar aksi 55 dapat berlangsung secara simpatik dan damai.

"Jangan terhasut dan terjebak ke dalam kekerasan dan anarkisme. Dan kepada pemangku amanat, dengar dan terimalah unjuk perasaan dan pikiran rakyat untuk tegaknya hukum dan keadilan," kata Din.



Bachtiar Nasir: Kalau Taat Komando Barisan Umat Islam Bisa Jadi Kekuatan


Ngelmu.id - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bachtiar Nasir, mengimbau umat Islam untuk tetap berada dalam satu barisan dan mengikuti komando.

"Jika umat Islam tetap berada dalam satu barisan dan mengikuti komando, umat Islam bukan hanya jadi barisan tapi akan jadi kekuatan", kata Bachtiar Nasir di tengah jamaah shalat jum'at di Istiqlal, 5 Mei 2017.

Selain itu Bachtiar Nasir juga mengimbau muslim Indonesia untuk menerima apapun putusan hakim, atas kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Karena percuma kita bermunajat (berdoa) kalau kita tidak bisa menerima keputusan," ujar Bachtiar Nasir di hadapan ribuan muslim yang hadir ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017).

Dalam kesempatan itu ia juga mengingatkan umat Islam yang juga merupakan peserta aksi 55 itu, untuk bisa bekerjasama dengan baik, dengan para aparat keamanan yang bertugas mengawal jalannya aksi hari ini.

"Siap untuk menjaga keamanan ?" tanya Bachtiar Nasir yang dijawab dengan seruan "siap" oleh ribuan orang yang hadir di masjid tersebut.

Selain itu Ketua GNPF juga mengingatkan para peserta aksi untuk bekerjasama dengan baik, dan menghargai petugas kebersihan yang bertanggungajwab atas kebersihan di lokasi aksi.
Hal itu harus dilakukan dengan cara menjaga kebersihan.

Aksi hari ini bertujuan untuk memberi dukungan kepada majelis hakim, agar memberikan putusan yang seadil-adilnya terhadap Ahok.

Aksi itu dilakukan dengan cara doa bersama di Masjid Istiqlal, dan mengirim perwakilan ke kantor Mahkamah Agung (MA).

Suara Para Ulama dan Tokoh Nasional Aksi Simpatik 55

Aksi Simpatik 55
Ngelmu.id - Siang ini dilaksanakan aksi 55 yang diprakarsai oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Aksi 55 ini bertujuan untuk menuntut keadilan terkait kasus penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok menjelang putusan majelis hakim pada 9 Mei mendatang.

Ketua Umum Gerakan Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, tidak ada keinginan untuk anarkis ataupun menggulingkan kekuasaan siapa pun. GNPF, kata dia, bersama umat Islam yakin, Allah yang Maha Adil pasti akan turunkan keadilan-Nya. �Sebab, jutaan hamba yang ada di Indonesia khususnya, pasti ada salah satu yang dikabulkan oleh Allah SWT,� katanya. Agenda dari aksi simpatik itu, jelas Bachtiar, hanya shalat berjamaah di Masjid Istiqlal dan long march ke Mahkamah Agung, setelah itu selesai. Bachtiar mengatakan, tidak ada agenda lain yang terselip, terlebih agenda makar yang diisukan selama ini. �Kalaupun ada agenda lain, kami akan umumkan,� jelasnya.

Bachtiar melanjutkan GNPF-MUI akan melakukan orasi dan memohon doa kehadirat Allah. Kemudian, kata dia, menyampaikan pesan ke Mahkamah agung untuk memutuskan perkara penodaan agama dengan seadil-adilnya. �Tanpa intevensi siapa pun, tanpa tekanan siapa pun, murni berdasarkan nurani hukum Mahkamah Agung,� ujarnya.Untuk aksi hari ini, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengapresiasi Polri yang tidak akan melarang aksi 55 yang akan digelar oleh sejumlah umat Muslim. Dia menilai hal tersebut, menjadi momen penting, dimana suatu keadilan hukum sudah mulai kembali.

Ketua Dewan Pembina PAN, Amien Rais menegaskan bahwa semua pihak yang telah menistakan agama, harus dihukum sesuai dengan aturan yang ada. Menurut Amien, jika bangsa kemudian gonjang-ganjing karena penista agama, hal tersebut tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat. Indonesia akan tenang kembali, jika penista agama tanpa kecuali dihukum dengan adil.

Peserta Aksi Simpatik 55

Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Aa Gym, dalam pesannya menyoroti beberapa kejadian mencemaskan di antaranya pengadilan penistaan agama yang sedang berlangsung saat ini. Ia berharap mudah-mudahan dengan munajat bersama, Allah memberikan hidayah dan taufik kepada majelis hakim untuk bisa memberikan keputusan seadil-kepada umat Islam. Kepada yang hadir diminta untuk memastikan niatnya lurus demi kebaikan. Melaksanakan aksi dengan niat yang baik, perkataan baik dengan sikap yang terbaik agar Allah yang Maha Menyaksikan ridho.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin memberikan dukungannya terhadap aksi simpatik 55. Aksi Simpatik 55, menurut dia adalah ekspresi demokrasi yang dijamin konstitusi. Din menjelaskan, Aksi Simpatik 55 sejalan dengan kerukunan sejati karena aksi ini adalah bentuk protes terhadap ujaran kebencian yang mengganggu kerukunan. Din menilai, tujuan aksi ini untuk mengingatkan Indonesia untuk terus melakukan penegakan hukum dan keadilan. Din berharap agar pelanggar norma dan etika kerukunan dapat diamputasi melalui penegakan hukum yang berkeadilan dan memerhatikan rasa keadilan masyarakat. Din juga berpesan, agar aksi 55 dapat berlangsung secara simpatik dan damai.

Ketua MUI KH Ma�ruf Amin mengatakan, Aksi 5 Mei intinya meminta hakim persidangan kasus penistaan agama untuk independen. GNPF mengehendaki hakim punya pandangan sendiri, bisa menimbang secara jernih kasus ini, dan memerhatikan pendapat dari MUI, NU, dan Muhammadiyah yang telah mengatakan bahwa Petahana Basuki T. Purnama telah menistakan agama Islam. �Kalau ketiga organisasi ini tidak diperhatikan pendapatnya, berarti mendelegitimasi lembaga yang sudah kredibel itu. Lantas, mau pakai pendapat siapa?� uajr Kiai Ma�ruf. Sepanjang tidak anarkis, Kiai Ma�ruf menilai Aksi 5 Mei tidak jadi soal, apalagi dilakukan di masjid. �Ini kan hanya menyampaikan aspirasi masyarakat atas proses di pengadilan,� kata Kiai Ma�ruf.

Aksi Simpatik 55



Ustadz Arifin Ilham: Aksi Damai 55 Ketuk Hati Penegak Hukum

Ngelmu.id - Ustadz Arifin Ilham mengatakan aksi 55 merupakan aksi simpatik damai untuk mengetuk hati para penegak hukum agar menegakkan hukum seadil-adilnya sehingga tidak menjadi preseden buruk dikemudian hari.

"Inshaa Allah aksi ini (55) simpatik damai berangkat dari masjid dimulai shalat jumat, zikir dan doa bersama," kata Arifin usai memimpin Istighosah di Korem 061/Suryakancana, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Arifin menyebutkan, zikir dan doa bersama untuk mengetuk hati para penegak hukum agar menegakkan hukum sejujur-jujurnya sesuai dengan hati nurani."Itu yang diharapkan penduduk negeri Indonesia yang tercinta ini, supaya tidak menjadi preseden buruk bagi pengakan hukum berikutnya," katanya.

Saat ditanyakan apakah tuntutan terhadap kasus penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok sudah memenuhi ekspektasi umat. Arifin menjawab masih jauh dari harapan umat."Masih jauh dari ekspektasi umat. Harapannya, sejauh, sesuai dengan jalur hukum yang pernah terjadi pada penista agama yang pernah ada di negeri ini," kata Arifin.

Arifin menegaskan, jika hukum ditegakkan maka aman dan damai negeri Indonesia."Jangan mengorbankan hukum yang mengakibatkan tidak terciptanya suasana stabil di negeri ini yang kita cintai," kata Arifin.

Arifin juga mengimbau kepada peserta aksi untuk mengikuti adab aksi damai, dimulai dengan berwudhu, zikir, santun, menghormati aparat, dan jangan membuang sampah sembarangan."Tidak boleh ada anarkis, tidak ada kata yang kasar, yel-yel santun dan menyayangi semua," kata Arifin.

Arifin menambahkan, melalui aksi damai tersebut kekuatan doa dan zikir umat dapat mengetuk hati para penegak hukum di Indonesia."Inshaa Allah, dengan doa, aksi damai bisa mengetuk hati hakim dan jaksa," kata Arifin.

Dalam ceramah agamanya, Arifin juga sempat mendoakan agar Allah memberikan hidayah kepada Gubernur DKI Jakarta Ahok, agar dibukankan hatinya untuk menerima kebaikan. Arifin juga mendoakan Gubernur DKI Jakarta terpilih menjadi amanah, dinaungi keberkahan agar dapat memimpin secara arif, bijak dan membawa kemaslahatan bagi semua.

Kamis, 04 Mei 2017

Massa Aksi 55 Bermunajat Kepada Allah Agar ada Keadilan dalam Kasus Ahok

Ngelmu.id - Massa aksi 55 Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia sudah mendatangi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Massa yang kebanyakan membawa bendera putih tampak berkelompok di lingkungan masjid.

Pantauan Ngelmu.id (5/5/2017) pukul 09.00 WIB, didirikan posko-posko di halaman masjid. Posko tersebut digunakan massa aksi untuk duduk dan berteduh.

Masjid Istiqlal, Jakarta mulai dipadati peserta Aksi Simpatik tanggal 5 Mei 2017 (55) yang memiliki agenda menuntut penegakan hukum dalam proses sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Massa berdatangan dari berbagai penjuru baik dari kawasan Jakarta maupun luar kota.

Berkumpulnya massa di Istiqlal tersebut merupakan kegiatan bagian dari Aksi Simpatik 55 yang membawa semangat Aksi Bela Islam 212. Rencananya mereka akan terus berdatangan ke masjid terbesar di Asia Tenggara itu untuk melaksanakan shalat Jumat berjamaah dilanjutkan "long march".

Sebelumnya, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir mengatakan Aksi Simpatik 55 adalah ekspresi sebagian umat Islam yang merasa terusik keadilannya akibat tuntutan ringan jaksa penuntut umum (JPU) dalam persidangan terdakwa Ahok.

Aksi, kata dia, juga untuk mendukung independensi hakim dalam persidangan kasus penodaan agama sehingga menjatuhkan vonis berdasarkan nurani."Kepada hakim yang terhormat dan hakim yang mulia, kami tidak pada posisi untuk menekan sistem peradilan sedikitpun," ujarnya.

Peserta aksi, kata dia, hanya bermunajat kepada Allah di Masjid Istiqlal dan menyampaikan aspirasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia. Setelah itu bertawakal dan keputusan diserahkan kepada yang Majelis Hakim.

Sebelumnya, tim advokasi GNPF, Kapitra Ampera mengatakan sejumlah tokoh akan hadir dalam aksi itu. Massa aksi 55 akan melakukan long march dari Masjid Istiqlal ke gedung Mahkamah Agung usai salat Jumat."Aa Gym, Ustaz Arifin Ilham, Pak Din Syamsuddin, semua hadir," kata Kapitra.