Tampilkan postingan dengan label Alutsista. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alutsista. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Februari 2017

Seru Sang Letnan: Selama Gitarku Masih Terdengar, Tak Boleh Berhenti MENYERANG...!


Patriot NKRI - 1600 orang musuh diporak-porandakan oleh tank, menghujani perkubuan musuh dengan senapan mesin. Aksi ini bak aksi dalam Fury yang pernah populer diputar di bioskop-bioskop Indonesia. Akting Brad Pitt yang menjadi komandan tank saat perang dunia II mendapat pujian para penggemar film perang (Foto Cover: Tank Menembak).

Salah satu adegan film menggambarkan empat buah Tank milik AS menggempur barisan pertahanan tentara Jerman yang diperkuat meriam antitank. Tank-tank Sherman itu menjadi ujung tombak penyerangan sementara pasukan infanteri berlindung di belakang tank.
Baca Juga: Kisah Gerilyawan VIETKONG Suguhi Nasi PECEL Untuk TNI Di Tengah Moncong Senjata Siap Tembak
Kisah bak Film Fury itu juga terjadi di Indonesia. Saat itu pasukan TNI tengah menghadapi pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) tahun 1958.

Dalam sebuah pertempuran, dua batalion (sekitar 1.600 orang) pasukan PRRI bertahan di dataran tinggi Lubuk Bagalung, sebelah selatan Kota Padang. Pasukan TNI diperintahkan merebut pertahanan PRRI.

Letnan Kolonel Pranoto Reksosamodra memimpin serangan tersebut. Dia mengerahkan semua kekuatan milik TNI. Dari arah laut, kapal-kapal perang TNI AL membombardir pertahanan musuh. Sementara pesawat Mustang Angkatan Udara memberikan bantuan tembakan udara menghancurkan perkubuan senapan mesin. Serangan juga dilakukan meriam-meriam artileri.

Namun serangan darat bertumpu pada serangan empat buah tank stuart. Skadron Tank itu dipimpin Letnan Satu Broery, seorang perwira asal Maluku.

Di samping tank-tank itu, pasukan baret merah dan Raider bergerak ikut menghancurkan musuh.

Duduk diatas tank sambil bernyanyi

Letkol Pranoto sangat terkesan dengan keberanian Letnan Broery. Tanpa rasa takut sedikit pun Broery duduk di atas kubah tank sambil main ukulele atau gitar kecil. Dia terus melagukan lagu perang Hela Arumbai selama pertempuran.
Baca Juga: Dor...! Dor...!...Bak Django, Prajurit Sutarmono Robohkan 3 Tentara Belanda di Irian. Heroik...!
"Selama ukuleleku masih bisa kalian dengar, maka skadron kita tidak boleh berhenti menyerang," kata Pranoto menirukan perintah Broery yang jantan pada anak buahnya.

Benar saja, Tank Stuart itu terus menderum maju. Menghujani perkubuan musuh dengan senapan mesin. Hanya butuh dua jam untuk merebut Lubuk Begalung dan menghancurkan dua batalion pasukan PRRI.

Pranoto tersenyum bangga pada Letnan Broery. Dia mencatat sama sekali tak ada korban jiwa di pihak TNI dalam serangan itu.

Pengalaman pribadi Pranoto ini kemudian disunting Imelda Bachtiar dalam Buku Catatan Jenderal Pranoto dari RTM Boedi Oetomo sampai Nirbaya yang diterbitkan Kompas tahun 2014.

"Peristiwa ini sangat berkesan dan satu-satunya pertempuran yang tak pernah kulupakan dalam hidupku," kata Pranoto sambil mengenang Letnan Broery dan lagu Hela Arumbai.

Baca Juga:
Sumber: merdeka.com

Jumat, 06 Januari 2017

MANTAP JIWA...! Inilah Deretan Senjata-Senjata LEGENDARIS KOPASSUS. [Nomor 5 Sangat SPESIAL] Kamu Wajib Tahu...!


Patriot NKRI - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengandalkan beberapa jenis senjata untuk melaksanakan berbagai operasi. Tentunya, senapan-senapan yang digunakan berbeda dari tentara pada umumnya, sehingga dipilih senjata yang mampu dibawa ke medan-medan berat sekaligus ringan dibawa.

Berikut senjata-senjata legendaris yang pernah dan masih dipakai Kopassus dari masa ke masa:

Uzi

IMI Uzi atau bernama internasional MP-2, merupakan jenis senjata mesin ringan yang menyerupai pistol. Senjata ini dikembangkan sejak 1949.

Titik berat senjata ini terletak di atas grip pistol, perubahan massa berat senjata saat ditembakkan relatif kecil. Alhasil, saat ditembakkan dengan salvo panjang pun kestabilannya tetap terjamin.

Menembak dengan senjata ini boleh dikatakan sama tenangnya dengan menembakkan pistol jenis otomatis seperti FN 9 mm, bahkan mungkin lebih tenang. Peluru yang dipergunakan adalah Parabellum 9×19 mm, dengan magasen mulai dari isi 25 peluru sampai 32 peluru.
Baca Juga: Inilah Pasukan Elite TONTAIPUR. Laksana HORNET Raksasa Yang Mematikan...DAHSYAT..!
Kecepatan menembaknya mencapai 60 butir peluru per menit, sedangkan ketika melakukan tembakan beruntun akan mencapai 100 sampai 120 peluru per menit. Jarak menembak otomatis mencapai 100 meter dan akan meningkat ketika melakukan tembakan salvo hingga 200 meter.

Karena keefektifannya dalam menembak, senjata ini pernah digunakan Kopassus dalam operasi pembebasan sandera di Woyla, Thailand. Dalam misi tersebut, korps baret merah ini berhasil menembak mati tiga dari lima orang teroris, dan melukai pemimpinnya. Sedangkan sisanya ditembak mati saat terdorong keluar pesawat.

Bren

Senapan Bren, merupakan jenis Senapan Mesin Ringan (SMR) buatan Inggris pada 1930-an, dan sempat dipakai hingga tahun 1991. Senapan ini mulai terkenal berkat daya gempurnya selama berlangsungnya Perang Dunia II dan sempat dipakai dalam Perang Korea maupun Perang Falkland.


Sebenarnya, Bren adalah versi modifikasi dari Senapan Mesin Ringan ZB vz. 26 buatan Cekoslowakia, yang diuji Angkatan Darat Inggris selama kompetisi senjata api pada tahun 1930-an. Bren tahap selanjutnya kemudian menggunakan magazen peluru box (kotak) melengkung yang khas, pelindung pijar kerucut dan laras rubah-cepat.
Baca juga:  [MINGGU NERAKA]...! Inilah Latihan HELL WEEK Kopaska TNI AL Yang Bikin Dunia Merinding..!
Senjata ini dibawa Inggris yang tergabung bersama pasukan sekutu ke Indonesia tak lama setelah kekalahan Jepang. Senapan ini digunakan tentara Allied Forces Netherlands East Indies atau AFNEI untuk menghadapi para pejuang kemerdekaan, termasuk peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Kopassus yang baru terbentuk pada 1953 membutuhkan sejumlah senjata untuk mendukung operasi-operasi mereka. Alhasil, Bren menjadi salah satu senjata andalan saat menghadapi pasukan pemberontak di seluruh Tanah Air.

AK-47

Avtomat Kalashnikova 1947 atau AK-47 merupakan senjata terbaik yang pernah dibuat Uni Soviet semasa berlangsungnya perang dingin. Banyak pihak yang menyebut desain AK-47 mirip dengan senapan serbu buatan Nazi Jerman Sturmgewehr 44 atau dikenal dengan nama StG44. Kemiripan itu tak lepas dari upaya pembuatnya, Mikhail Kalashnikov yang lebih dulu mempelajari StG44 pada 1946.


AK-47 memiliki banyak keunggulan, salah satunya tidak pernah macet meski tercebur ke dalam lumpur sekalipun. Alhasil, senapan ini sangat disukai para gerilyawan, teroris, dan tentara di banyak negara. Diperkirakan seratus juta senjata ciptaannya telah tersebar di seluruh dunia.

Senjata ini sempat jadi senapan serbu tentara Indonesia. Hubungan mesra antara Indonesia dan Uni Soviet membuat ribuan pucuk senjata AK-47 mengalir ke Indonesia tahun 1960an.
Baca Juga:  Aksi Heroik Pierre Tendean Pimpin Pasukan Elite Menyusup Masuk, Sikat, Dan Hancurkan Fasilitas Malaysia...
Saat itu hanya pasukan elite yang dapat jatah AK-47. Komando Pasukan Khusus yang dulu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), salah satunya.

Seorang pensiunan bintara RPKAD, Maman, mengenang senjata ini memang bisa diandalkan. AK-47 dikenal bandel dan jarang macet.

“Dari Trikora, lalu Dwikora, penumpasan G30S, itu RPKAD pakai AK-47. Mudah dipakai, mudah dibersihkan dan dirawat. Dipakai berenang di laut atau masuk lumpur juga tidak masalah,” katanya.

MP5

Heckler & Koch Maschinenpistole (MP), atau lebih dikenal dengan nama MP5, menjadi senjata andalan Kopassus dalam melakukan pertempuran jarak dekat. Senapan mesin berbentuk pistol ini merupakan produk buatan Jerman yang diproduksi sejak 1960.


Oleh pabrikannya, senjata ini memang didesain buat kepentingan pasukan khusus dan dipakai pertama kali oleh pasukan elite Jerman, yakni GSG 9. Senjata ini sudah memiliki sejumlah varian dan telah dipakai oleh sejumlah negara, termasuk TNI.

MP5 memiliki ciri berat 2,6 kg, panjang 680 mm, kaliber 9 m dengan jangkauan tembak 200 meter, dan mampu memuntahkan 800 butir peluru per menit. Tidak mudah memiliki senjata jenis ini. Sebab penjualannya sangat dibatasi, bahkan TNI pernah ditolak saat memesan senjata ini.

Senjata tersebut memiliki akurasi dan keandalan yang tinggi serta diproduksi dengan banyak varian, sehingga menjadi pilihan utama bagi kebutuhan militer dan para penegak hukum di lebih dari 50 negara di dunia. Selain itu sangat mudah untuk dioperasikan dan mudah perawatannya.

SS-2 V5

Selain mengandalkan senapan buatan asing, Kopassus tak melupakan keberadaan senapan buatan negeri sendiri. Adalah Senapan Serbu 2 atau dikenal dengan nama SS-2, yang desain dan materialnya asli dari Indonesia.


TNI sendiri sudah menggunakannya sejak 2005 lalu, dimulai dari SS-2 V1. Khusus untuk Kopasus, varian yang diberikan adalah SS-2 V5 Commando yang baru diproduksi tahun 2012. SS2 V5 muncul untuk menanggapi keluhan terhadap SS2 V2 dan V4.
Baca juga:  Heroik dan Inspiratif..! Kisah 8 Para Raider-305 Tengkorak Taklukkan Lawan di Timor-Timur
Dibandingkan varian sebelumnya, SS-2 V5 memiliki ukuran lebih pendek, ringan, dan nyaman dipakai. Tak hanya itu, senjata ini tahan terhadap kelembaban tinggi dan akurat setelah mengoreksi sustain rate of fire.

SS-2 dilengkapi ball stoper. Ketika peluru habis ditembakan, petembak tidak perlu mengokang kembali senjata untuk pengisian magazin.

Jangkauan tembaknya mencapai 400-500 meter dan dilengkapi teleskop Trijikon atau Close Quarter/Tactical CQT. Senapan serbu SS 2 diklaim dapat beroperasi diberbagai medan tanpa khawatir macet ketika digunakan.

Baca Juga:


Sumber: merdeka.com

Senin, 02 Januari 2017

MEMBANGGAKAN...! Inilah Para Penerus LEGENDA SNIPER dan PETEMBAK Terbaik Indonesia. JAWARA Dunia


Patriot NKRI - Tentara negara lain heran, masa bisa kalah dengan senjata yang dibawa prajurit TNI buatan lokal pula. Malahan mereka ada yang bilang Indonesia pakai Magic.

Serda Dasep Iman Suherman

Dua kali ikut serta dan menyumbangkan medali di ajang Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) Sersan Dua (Serda) Dasep Iman Suherman menorehkan kebanggaan untuk Indonesia.

Serda Dasep Iman Suherman
Betapa tidak, prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) Yonif 300/Raider Banjar Kedaton, Kodam/III Siliwangi Ini berhasil mempertahankan Indonesia untuk tetap bertengger di posisi pertama di ajang tahunan lomba menembak internasional itu.
Serda Dasep bersama teman-temannya berhasil mengungguli negara lain membuat Indonesia berada jauh di atas 20 negara pesaing seperti Malaysia, Inggris, Amerika bahkan Australia sendiri sebagai tuan rumah.

Serda Dasep Iman Suherman
Serda Dasep Iman Suherman anggota Yonif 300/Raider Banjar Kedaton Kodam III/Siliwangi adalah termasuk salah satu perwakilan prajurit terbaik dari 19 orang yang menjadi Kontingen TNI AD yang meraih prestasi Juara Umum di berbagai ajang internasional yang dikenal sebagai penembak jitu di ajang AASAM 2016.
Baca Juga: Inilah Pasukan Elite TONTAIPUR. Laksana HORNET Raksasa Yang Mematikan...DAHSYAT..!
Keikutsertaan Serda Dasep pada ajang Lomba Tembak AASAM 2016 adalah yang kedua kalinya. Pertama kali Serda Dasep mengikutinya pada Tahun 2015. Pada waktu itu, Serda Dasep dalam nomor perorangan meraih medali 4 perak dan 1 perunggu sedangkan untuk nomor beregu meraih 6 emas dan 1 perak. 

Untuk kali yang kedua, Serda Dasep mengikutinya pada Tahun 2016. Pada tahun ini, untuk nomor perorangan Serda Dasep menyumbang 1 perak dan 2 perunggu. Dalam nomor beregu Serda Dasep menyumbang 1 emas, 1 Perak dan 2 Perunggu. Total medali yang diraih Serda Dasep yaitu 7 emas, 2 perak dan 4 perunggu.

Kehebatan Senjata Buatan Indonesia

Pria kelahiran 12 februari 1983 lalu di Sukabumi itu mengaku bangga bisa mewakili negaranya di ajang internasional, sekaligus membuka mata negara lain jika senjata buatan indonesia lebih hebat dari buatan luar negeri .

Yang lebih membanggakan lagi, Serda Dasep dan tim TNI Angkatan Darat  dalam menembak AASAM menggunakan senapan Jenis SS2-V4 dan senjata genggam G2 buatan PT. Pindad. Salah satu industri Strategis dalam negeri kebanggaan anak bangsa Indonesia yang memproduksi senjata untuk TNI AD.


Shot Gun G2-ELITE2

SS2-V4 Kal 5.56

SS2-V4HB
"Kita bisa buktikan jika merah putih tidak kalah dengan tentara luar apalagi senjata yang digunakan asli buatan lokal milik PT Pindad," sambungnya seraya tersenyum.

“Keberhasilan Dasep dan tim TNI AD telah turut mengharumkan nama TNI Angkatan Darat dan bangsa Indonesia dalam meraih juara umum dalam lomba tembak AASAM. Ini menunjukkan profesionalisme prajurit TNI mengungguli negara lain,” ungkap Kapendam III Siliwangi, Letkol ARH Desi Ariyanto.

Dikira pakai Magic 

Pada April lalu, Serda Dasep berangkat bersama 14 rekannya untuk mengikuti AASAM. Ia masuk ke dalam kategori tembak reaksi dengan senjata senapan bersama 8 anggota TNI lainnya.

"Selain senapan, ada dua rekan yang ikut di kategori Sniper dan empat lainnya di pistol. Di seluruh kategori hampir semua medali kita borong, tapi kan enggak enak sama negara lainnya," ujar Serda Dasep setengah bercanda.
Setiap AASAM digelar, Indonesia selalu langganan berada di posisi teratas. Tak aneh bagi Dasep ketika tentara negara lain sering menganggap ada kecurangan dengan senjata yang digunakan prajurit TNI.

"Wajar mereka heran, mereka menganggap jika negara mereka lebih maju begitu juga dengan persenjataannya. Masa bisa kalah dengan senjata yang dibawa prajurit TNI buatan lokal pula, malahan mereka ada yang bilang Indonesia pakai Magic," tandas Serda Dasep sambil tertawa.

Letda Appolta Siahaan

Letda Appolta Siahaan, seorang prajurit TNI AD mencatatkan namanya sebagai pemenang lomba tembak perorangan di ajang Australian Army Skill and Arms Meeting (AASAM). Ini merupakan kemenangan berturut-turut sejak tahun 2008.


Letda Siahaan saat ditandu setelah memenangi lomba tembak perorangan

“Saya sangat senang bisa menjuarai kompetisi AASAM tahun 2016 ini,” ujarnya selepas ditandu sebagai salah satu bagian dari tradisi kemenangan di AASAM.

Tidak hanya membuktikan kehebatan prajurit Indonesia, AASAM juga menjadi pembuktian kualitas senjata buatan Indonesia. Pasalnya, Letda Siahaan menyabet kemenangan dengan menggunakan senapan SS-2 V2 buatan PT Pindad.

Letda Appolta Siahaan sendiri  merupakan anggota Detasemen Markas (Denma) Divisi Infanteri (Divif) 2 Kostrad TNI AD. Sebelum bergabung dengan Divif 2, Letda Appolta lama berkarir di Batalyon 328.
Sumber: detik.com | tniad.mil.id | angkasa.co.id

Minggu, 01 Januari 2017

GARANG dan DAHSYAT...! Auman MBT Leopard 2RI, Tank Terbaru TNI AD..!


Patriot NKRI - Dari sosok luarnya, Leopard 2RI sudah nampak berbeda dibandingkan dengan Leopard 2A4 yang sudah terlebih dahulu datang. Jika Leopard 2A4 tampil mengotak dengan garis-garis tegas, maka Leopard 2RI tampil dinamis dengan modul-modul AMAP menghias hull dan kubah.


Jika setelah sekian lama hanya bisa menduga-duga, selubung misteri Leopard 2RI kini terbuka sudah, dari sosok penampilannya kita bisa menduga opsi kit apa saja yang akhirnya dipilih TNI AD. Tidak semua paket upgrade Leopard Revolution dipilih, hanya yang benar-benar diperlukan saja yang dipasangkan ke tubuh Leopard 2A4 untuk mengubahnya menjadi Leopard 2RI.
Inti dari perlindungan Leopard 2RI adalah lapisan blok komposit AMAP (Advanced Modular Armour Protection) buatan IBD (IngenierBüro Deisenroth)-Deisenroth. Konsepnya adalah perlindungan 360 derajat, dimana Leopard 2 Revolution harus bisa dilindungi dari segala sisi. Hal ini menyesuaikan dengan tren dimana tank digunakan dalam situasi urban, ancaman senjata seperti roket dan rudal antitank jauh lebih mengemuka. IBD Deisenroth membuat proteksi pasif alias proteksi balistik sangat canggih.

Barisan MBT Leopard 2RI TNI AD di Natuna

Iring iringan MBT Leopard 2RI TNI AD di Natuna
Bobot keramik nano ini saat dikonfigurasikan menurut standar proteksi NATO STANAG 4569 Level 3 atau 4/ AEP 55 Level 3. Keping AMAP dibangun dan disusun menjadi blok AMAP-B (Ballistic) yang dipasangkan ke side skirt, glacis, dan keseluruhan kubah termasuk sisi atas dan pangkal laras Leopard 2RI. Panel-panel ini didesain dengan fitur engsel untuk memudahkannya dibuka, dilepas, dan dilakukan perawatan sekaligus penggantian secara terbatas.

Biarpun bentuk panel AMAP mengotak, sesungguhnya isinya kosong. Ruang kosong memungkinkan energi dan inti panas dari hulu ledak HEAT yang menghantam AMAP untuk menyebar dan tidak menembus kulit asli tank. Lampu sorot depan Leopard 2RI mempertahankan bentuk aslinya yang membulat dan dipasang di atas glacis, beda dengan paket Revolution yang menggunakan lampu LED dan sudah ditanam di glacis.

Di atas glacis terpasang kotak SAS (Situational Awareness System) berupa kamera dengan fitur night vision agar pengemudi dapat mengendalikan kendaraan dengan mudah, tidak lagi mengandalkan blok prisma yang terbatas kemampuannya. 

Uniknya, pemasangan AMAP-B tidak diteruskan sampai ke belakang. Pada Leopard 2RI dibiarkan kosong, hanya dipasangi kit track cadangan di sebelah kiri. Paket Revolution menyediakan slat armor alias pagar untuk menangkis RPG-7, tetapi opsi ini tidak dipergoki pada Leopard 2A7. 
Mungkin karena sifatnya yang sederhana slat armor ini dapat dipasang kemudian oleh PT Pindad sebagai bagian dari ToT alias Transfer Teknologi, sama seperti kontrak yang diterima PT Pindad untuk memasang sistem pendingin udara pada Leopard 2A4.

Di sebelah kanan terdapat kotak yang diduga merupakan inlet dari APU (Auxiliary Power Unit) berupa mesin diesel cadangan yang dapat digunakan memutar kubah. Leopard 2RI dapat beroperasi secara senyap saat mengintai mangsa, mematikan mesin utama dan mengandalkan APU yang suaranya lebih tenang sehingga heat signature Leopard 2RI menurun drastis dan lawan tidak bisa mendengar suara Leo 2RI sampai semuanya sudah terlambat. Varian Leopard 2SG yang diugrade ke standar Evolution oleh Krauss Maffei Wagmann tidak memiliki fitur APU tersebut.


Untuk sistem senjata, Leopard 2RI tetap mengandalkan meriam 120mm L44, yang tidak diubah. Yang dimodifikasi adalah sistem turret drive yang kini sudah sepenuhnya elektrik, menawarkan keunggulan lebih aman, lebih ajek, dan lebih senyap.

Sistem kubah remote tidak terlihat terpasang pada Leopard 2RI. Juga tidak terpasang pada Leopard 2RI adalah sistem ROSY (Rapid Obscuring System).

Pada dasarnya sistem ROSY merupakan gabungan integral antara IR Jammer/ decoy dan pelontar granat asap, yang bisa memicu pelontaran granat asap secara otomatis apabila terdeteksi adanya rudal antitank atau ancaman lain yang mendekat.

Leopard 2RI masih mengandalkan sistem pelontar granat asap konvensional yang dipasang di kiri-kanan kubah belakang. Paling penting dari sebuah tank adalah, kenyamanannya. Untuk itulah Leopard 2RI sudah dilengkapi sistem pendingin udara yang dipasang di belakang bustle, dengan inlet udara dari sisi atas yang dilindungi kawat baja.

Untuk kamera panoramik, komandan Leopard 2RI masih akan mengintip dari sistem kamera PERI R-17, dimana Leopard 2RI kelihatan tidak mengambil opsi kamera panoramik SEOSS yang ditawarkan dalam paket Revolution.

Leopard 2RI tiba di tanah air pada Senin (23/5) di dermaga Tanjung Priok. Rencananya kedelapan Leopard 2RI akan menghuni Batalion Kavaleri 1/ Tank Badak Ceta Cakti di Cijantung, menggantikan tank mini Scorpion-90.

Sumber: angkasa.co.id

Senin, 26 Desember 2016

Woow...! NRS-2, Pisau Komando Unik Yang Memiliki Kemampuan Rahasia.


Patriot NKRI - Berbeda dengan pasukan khusus Barat, Spetsnaz sebagai pasukan komando dengan spesialisasi lintas udara Rusia dibekali pisau komando khusus dengan fitur canggih.

Diberi kode NRS, pisau komando ini adalah paduan antara bilah pisau khusus yang didesain untuk pertarungan jarak dekat dan gagang yang mampu melesatkan proyektil peluru khusus. Gabungan antara pisau dan pistol ini diproduksi oleh pabrikan KBP Tula mulai dekade 1980-an.
Pengembangan NRS dilakukan oleh tim di bawah pimpinan R.D. Khlynin yang diminta membuat senjata pertarungan jarak dekat untuk unit intai AD Soviet. 

Tujuannya untuk memperbesar kemungkinan selamat pada saat pembawanya harus survival di wilayah lawan. NRS generasi pertama ini dipasangkan dengan peluru SP-3 yang didesain minim asap dan juga melesat dengan kecepatan subsonik, sehingga tidak menimbulkan suara pada saat ditembakkan.


Pengembangan generasi selanjutnya yaitu NRS-2 menjadi varian definitif dari keluarga pisau NRS. Dikembangkan oleh G.A. Savischnev, I.P. Shedlos, dan V. Ya. Ovchinnikov, NRS-2 mengalami sejumlah perubahan dibanding generasi pendahulunya.

Pisau ini diberikan kepada seorang anggota Spetsnaz dalam paket berupa Pisau, pouchamunisi SP-4 berisi empat peluru, dan sarung pisaunya. Sarung pisaunya dapat difungsikan sebagai tang pemotong kawat setebal 5mm.

Dilengkapi material insulasi, sarung/ tang pemotong ini juga dapat digunakan untuk memotong kabel listrik dengan tegangan di bawah 380 volt. Sarung pisau dilengkapi tatakan dan tali pengikat kulit untuk ditempelkan ke rompi.

Untuk bilah pisaunya terdapat beberapa variasi bentuk, ada yang berbentuk clip point, spear point, tergantung tahun produksinya. Sisi bawah menampilkan bilah tajam memanjang dari ujung sampai ke pangkal, dengan bagian atas dilengkapi gerigi atau serration dari pangkal/crossguard sampai setengah panjang bilah pisau.

Cross guard dari NRS-2 hanya berbentuk pelat, dengan salah satu sisi mengarah miring ke atas untuk dudukan jempol pada saat memotong atau mengasah objek yang keras.

Satu sisicross guard lainnya memiliki cerukan U dan difungsikan sebagai pisir, yang harus diselaraskan dengan tiang pejera yang ada di sisi bawah gagang.
Baca Juga: Inilah Rahasia Kehebatan Tank Leopard 2RI TNI AD
Nah, bagian paling kompleks dari NRS-2 adalah gagangnya, yang dari luar terlihat seperti gagang plastik biasa yang berbentuk semi-silinder dan cukup gemuk. Yang tidak terlihat adalah rongga di dalam untuk menyimpan laras dan mekanisme untuk penembakan peluru SP-4 yang berkaliber 7,62x40mm. 

Bagian pantat atau sisi bawah gagang menjadi titik penempelan mulut laras, dan bisa dibuka untuk menarik laras yang tersembunyi. Peluru dimasukkan dari sisi belakang laras, dan harus dimasukkan dan dikeluarkan secara manual.

Cara penggunaan NRS-2.

Penembakkan dilakukan dengan menekan tombol pelatuk yang terpasang di sisi bawah gagang, dekat dengan mulut laras. Sementara untuk tuas pengaman ada di sebelahnya, untuk memilih posisi tembak tuas setelan ini tinggal digeser ke arah mulut laras, dan ada lingkaran merah yang menandakan posisi peluru siap ditembakkan.


Untuk mengokang, ada tuas berbentuk strip metal di sisi kanan yang tinggal ditarik untuk mengokang mekanisme. Untuk mengambil posisi tembak, gagang NRS-2 harus dipegang dengan kedua tangan, dengan bagian pantat gagang pisau dihadapkan ke sasaran. Dengan posisi seperti ini, bilah pisau jadi menghadap ke dada pemegang pisau.

Namun tidak usah khawatir, hentakan atau recoil dari peluru SP-4 juga tidak besar sehingga tidak ada ceritanya bilah pisau akan melukai pengguna. Jarak efektif dari proyektil SP-4 sendiri juga tidak jauh, maksimal 15-25 meter. 

Sekali ditembakkan, pisau harus dibongkar untuk membuang kelongsong dan memasukkan peluru baru. NRS-2 sendiri memiliki varian tanpa kemampuan menembakkan peluru yaitu NR-2, yang lebih banyak diproduksi untuk anggota Spetsnaz.

Baca Juga: Terungkap..! Asal-Usul Pisau Kopassus Yang Fenomenal. Ngeri dan Mematikan!

Sumber: tribunnews.com

Selasa, 20 Desember 2016

Legendaris..! Generasi Terakhir Penunggang Kuda Liar P-51 Mustang


Patriot NKRI - Pesawat Buru Taktis berawak tunggal ini mampu melesat ke udara dengan mengangkat beban seberat 7.000 Kg dengan kecepatan jelajah 735 Km/jam. Pesawat yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Cocor Merah’ ini dipersenjatai dengan enam pucuk browning kaliber 12,7 mm, delapan buah roket launcher dan dua buah bom.

Sang ‘Kuda Liar’ P-51 Mustang buatan pabrik pesawat North American (sebelumnya bernama General Aviaton) ini merupakan pesawat pemburu era Perang Dunia II yang sangat melegenda buatan Amerika Serikat. Di Indonesia Alumni Akademi Angkatan Udara Angkatan ’69 dan Angkatan ’70 pernah menggunakan pesawat ini dalam menjaga stabilitas keamanan Tanah Air. Merekalah sang legenda, karena merekalah generasi terakhir penunggang P-51 Mustang di Indonesia.
Dengan karakteristik dan kemampuannya itu, P-51 Mustang masuk ke dalam kekuatan Skadron Udara 3 sebagai salah satu kekuatan pemburu yang berada di bawah kendali Wing Udara 3 Tempur yang berpangkalan di Skadron Cililitan (sekarang Skadron Udara 3 berada di Lanud Iswahyudi, bermarkas di Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur).

Ketika mengunjungi kediaman mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) periode 1997-1999 Marsekal Muda TNI (Purn) M Koesbeni yang juga salah satu pelaku sejarah penunggang ‘Cocor Merah’ yang tersisa beberapa waktu lalu, beliau menunjukkan foto kenangan bersejarah saat berpose bersama Angkatan ’69 dan Angkatan ’70 dengan latar P-51 Mustang.

Sambil menunjukkan foto tersebut, beliau mengatakan kepada Pimpinan Redaksi Majalah Angkasa Beny Adrian dan Reporter Fery Setiwan, “Orang-orang ini mas, generasi terakhir pilot-pilot penempur AU yang menerbangkan Mustang. Foto ini diambil kira-kira tahun 1972, nah yang ambil gambar si Mukti (Letkol Purn. Abdul Mukti). Karena dia yang ambil gambar, jadi dia enggak ada di foto,” ungkap sang Purnawirawan Jenderal Bintang Dua kepada kami.

Tak lupa, beliaupun menyebutkan nama-nama para penempur P-51 Mustang generasi terakhir dalam foto itu satu per satu. “Yang berdiri ini mas, ini Angkatan ’69 termasuk saya sama Mukti yang ambil gambar ini. Nah yang duduk, ini Angkatan ’70, nah yang terakhir ini mantan Pangkoops II (Panglima Komando Operasi II). Danskadronnya waktu itu al Marhum pak Rukandi (alm. Marsda TNI Purn. Rukandi),” tuturnya yang menjelaskan kepada kami.
Sumber: angkasa.co.id

Inilah Rahasia Kehebatan Tank Leopard 2RI TNI AD


Patriot NKRI - Dari sosok luarnya, Leopard 2RI sudah nampak berbeda dibandingkan dengan Leopard 2A4 yang sudah terlebih dahulu datang. Jika Leopard 2A4 tampil mengotak dengan garis-garis tegas, maka Leopard 2RI tampil dinamis dengan modul-modul AMAP menghias hull dan kubah.


Jika setelah sekian lama hanya bisa menduga-duga, selubung misteri Leopard 2RI kini terbuka sudah, dari sosok penampilannya kita bisa menduga opsi kit apa saja yang akhirnya dipilih TNI AD. Tidak semua paket upgrade Leopard Revolution dipilih, hanya yang benar-benar diperlukan saja yang dipasangkan ke tubuh Leopard 2A4 untuk mengubahnya menjadi Leopard 2RI.
Inti dari perlindungan Leopard 2RI adalah lapisan blok komposit AMAP (Advanced Modular Armour Protection) buatan IBD (IngenierBüro Deisenroth)-Deisenroth. Konsepnya adalah perlindungan 360 derajat, dimana Leopard 2 Revolution harus bisa dilindungi dari segala sisi. Hal ini menyesuaikan dengan tren dimana tank digunakan dalam situasi urban, ancaman senjata seperti roket dan rudal antitank jauh lebih mengemuka. IBD Deisenroth membuat proteksi pasif alias proteksi balistik sangat canggih.

Bobot keramik nano ini saat dikonfigurasikan menurut standar proteksi NATO STANAG 4569 Level 3 atau 4/ AEP 55 Level 3. Keping AMAP dibangun dan disusun menjadi blok AMAP-B (Ballistic) yang dipasangkan ke side skirt, glacis, dan keseluruhan kubah termasuk sisi atas dan pangkal laras Leopard 2RI. Panel-panel ini didesain dengan fitur engsel untuk memudahkannya dibuka, dilepas, dan dilakukan perawatan sekaligus penggantian secara terbatas.


Biarpun bentuk panel AMAP mengotak, sesungguhnya isinya kosong. Ruang kosong memungkinkan energi dan inti panas dari hulu ledak HEAT yang menghantam AMAP untuk menyebar dan tidak menembus kulit asli tank. Lampu sorot depan Leopard 2RI mempertahankan bentuk aslinya yang membulat dan dipasang di atas glacis, beda dengan paket Revolution yang menggunakan lampu LED dan sudah ditanam di glacis.

Di atas glacis terpasang kotak SAS (Situational Awareness System) berupa kamera dengan fitur night vision agar pengemudi dapat mengendalikan kendaraan dengan mudah, tidak lagi mengandalkan blok prisma yang terbatas kemampuannya. 

Uniknya, pemasangan AMAP-B tidak diteruskan sampai ke belakang. Pada Leopard 2RI dibiarkan kosong, hanya dipasangi kit track cadangan di sebelah kiri. Paket Revolution menyediakan slat armor alias pagar untuk menangkis RPG-7, tetapi opsi ini tidak dipergoki pada Leopard 2A7. 

Mungkin karena sifatnya yang sederhana slat armor ini dapat dipasang kemudian oleh PT Pindad sebagai bagian dari ToT alias Transfer Teknologi, sama seperti kontrak yang diterima PT Pindad untuk memasang sistem pendingin udara pada Leopard 2A4.
Di sebelah kanan terdapat kotak yang diduga merupakan inlet dari APU (Auxiliary Power Unit) berupa mesin diesel cadangan yang dapat digunakan memutar kubah. Leopard 2RI dapat beroperasi secara senyap saat mengintai mangsa, mematikan mesin utama dan mengandalkan APU yang suaranya lebih tenang sehingga heat signature Leopard 2RI menurun drastis dan lawan tidak bisa mendengar suara Leo 2RI sampai semuanya sudah terlambat. Varian Leopard 2SG yang diugrade ke standar Evolution oleh Krauss Maffei Wagmann tidak memiliki fitur APU tersebut.

Untuk sistem senjata, Leopard 2RI tetap mengandalkan meriam 120mm L44, yang tidak diubah. Yang dimodifikasi adalah sistem turret drive yang kini sudah sepenuhnya elektrik, menawarkan keunggulan lebih aman, lebih ajek, dan lebih senyap.

Sistem kubah remote tidak terlihat terpasang pada Leopard 2RI. Juga tidak terpasang pada Leopard 2RI adalah sistem ROSY (Rapid Obscuring System).

Pada dasarnya sistem ROSY merupakan gabungan integral antara IR Jammer/ decoy dan pelontar granat asap, yang bisa memicu pelontaran granat asap secara otomatis apabila terdeteksi adanya rudal antitank atau ancaman lain yang mendekat.

Leopard 2RI masih mengandalkan sistem pelontar granat asap konvensional yang dipasang di kiri-kanan kubah belakang. Paling penting dari sebuah tank adalah, kenyamanannya. Untuk itulah Leopard 2RI sudah dilengkapi sistem pendingin udara yang dipasang di belakang bustle, dengan inlet udara dari sisi atas yang dilindungi kawat baja.

Untuk kamera panoramik, komandan Leopard 2RI masih akan mengintip dari sistem kamera PERI R-17, dimana Leopard 2RI kelihatan tidak mengambil opsi kamera panoramik SEOSS yang ditawarkan dalam paket Revolution.
Leopard 2RI tiba di tanah air pada Senin (23/5) di dermaga Tanjung Priok. Rencananya kedelapan Leopard 2RI akan menghuni Batalion Kavaleri 1/ Tank Badak Ceta Cakti di Cijantung, menggantikan tank mini Scorpion-90.

Sumber: angkasa.co.id