Tampilkan postingan dengan label Sosok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosok. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 April 2017

Dr. KH. Haedar Nashir, Tokoh Sentral Muhammadiyah

KH. Haedar Nashir
Foto: lintasnasional.com
Ngelmu.id - Dr. KH. Haedar Nashir, lahir di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 25 Februari 1958; umur 59 tahun, adalah Ketua Umum Muhammadiyah terpilih periode 2015 - 2020. Di internal Muhammadiyah, dan terutama di kalangan aktivis IMM, nama Haedar Nashir sudah sangat dikenal. Ia pernah menjadi sekretaris ketika Ahmad Syafii Maarif menjabat ketua umum.

Dalam kesehariannya, Haedar Nashir bekerja sebagai Dosen di FISIPOL Universitas Muhammadiyah Yogyakarka, di Yogyakarta. Dia menamatkan pendidikan dasarnya di Bandung, kemudian pindah ke Yogyakarta untuk memperoleh gelar S1 di STPMD/APMD Yogyakarta dengan mendapatkan gelar sebagai Lulusan Terbaik. Gelar S2 dan S3 diperoleh di Fisipol UGM pada bidang Sosiologi dan keduanya mendapatkan predikat lulus Cumlaude.

KH. Haedar Nashir
Foto: hariansinggalang.co.id

Istri Haedar Nashir bernama Dra. Hj. Siti Noordjanah Djohantini, M.M., M.Si. yang juga merupakan Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah. Dari hasil pernikahannya tersebut, mereka memiliki seorang anak perempuan, yaitu dr. Hilma Nadhifa Mujahidah yang merupakan dokter lulusan FK UMY dan seorang anak laki-laki, yaitu dr. Nuha Aulia Rahman yang juga seorang dokter lulusan  FK UGM.

KH. Haedar Nashir menjadi anggota Muhammadiyah sejak tahun 1983. Dia pernah menjadi Pimpinan Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah dan menulis buku "Muhammadiyah Gerakan Pembaruan" (2010) yang menjadi salah satu karya yang sangat referensial. Esai-esainya pun bisa dinikmati di rubrik �bingkai� Majalah Suara Muhammadiyah. Dia juga pernah menjadi Ketua PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode 1983-1986 dan Ketua Departemen Kader PP Pemuda Muhammadiyah periode 1985-1990.

KH. Haedar Nashir saat di UMY
Foto: menara62.com


Berikut ini adalah beberapa karya buku-buku yang pernah ditulisnya:
1.         Buku Budaya Politik dan Kekuasaan  (1997)
2.         Buku Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern (1997, 1999)
3.         Buku Pragmatisme Politik Kaum Elit (1999)
4.         Buku Perilaku Politik Elit Muhammadiyah (2000)
5.         Buku Dinamika Politik Muhammadiyah (2001)
6.         Buku Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah (2001)
7.         Buku Ideologi Gerakan Muhammadiyah (2002)
8.         Buku Islam dan Perilaku Pemeluknya (2002)
9.         Buku Meneguhkan Ideologi Gerakan Muhammadiyah (2006)
10.     Buku Manifestasi Gerakan Tarbiyah (2006)
11.     Buku Gerakan Islam Syariat: Reproduksi Salafiah Ideologis di Indonesia (2007).
12.     Buku Kristalisasi Ideologi dan Komitmen Bermuhammadiyah (2009)
13.     Buku Muhammadiyah Gerakan Pembaruan (2010)
14.     Buku Muhammadiyah Abad Kedua (2011)
15.     Buku Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Kebudayaan (2012)
16.     Buku Ibrah Kehidupan: Sosiologi Makna Untuk Pencerahan Hidup (2013)
17.     Buku Memahami Ideologi Muhammadiyah (2014)
18.     Buku Islam Syariat: Reproduksi Salafiah Ideologis di Indonesia, Edisi baru (2013)
19.     Buku Dinamisasi Gerakan Muhammadiyah (Juli, 2015)
20.     Buku Gerakan Islam Pencerahan (Juli, 2015)
21.     Muhammadiyah A Reform Movement, 2015, UMS.
22.     Understanding The Ideology Of  Muhammadiyah, 2015, UMS.

KH. Haedar Nashir dan Jusuf Kalla
Foto: wapresri.go.id

Adapun tulisan-tulisan KH. Haedar Nashir juga bisa dibaca di beberapa media cetak ataupun jurnal ilmiah. Hal tersebut dikarenakan KH. Haedar Nashir merupakan Penulis tetap �Refleksi� pada Harian Umum Republika. Dia juga menulis di media massa Kedaulatan Rakyat, Kompas, Republika, Jawa Pos, Pikiran Rakyat, Sindo, dan beberapa jurnal ilmiah. Dia juga memberi kata pengantar pada sejumlah buku.

Dr. KH. Haedar Nashir terpilih menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke-15 lewat Muktamar Ke-47 Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, pada tanggal 6 Agustus 2015. Di muktamar Muhammadiyah, penetapan Haedar Nashir sebagai ketua umum PP Muhammadiyah dilakukan dalam sidang umum. Selain memilih Haedar sebagai ketua, muktamar juga memilih sekretaris umum PP Muhammadiyah yakni Abdul Mu'ti untuk periode kepemimpinan 2015-2020.

Hak Seorang Guru Dari Siswanya

Suasana Kelas
Ngelmu.id - Guru merupakan aspek besar dalam penyebaran ilmu, apalagi jika yang disebarkan adalah ilmu agama. Para pewaris nabi begitu julukan mereka para pemegang kemulian ilmu agama. Tinggi kedudukan seorang Guru di hadapan Sang Pencipta.

Menurut DR. Umar As-Sufyani Hafidzohullah mengatakan, �Jika seorang siswa berakhlak buruk kepada Gurunya maka akan menimbulkan dampak yang buruk pula,  hilangnya berkah dari ilmu yang didapat, tidak dapat mengamalkan ilmunya, atau tidak dapat menyebarkan ilmunya. Itu semua contoh dari dampak buruk.� Pesan Rasulullah Shallallahu�alaihi Wasallam. Beliau bersabda,

?????? ?? ?? ????????? ? ???? ??????? ???? ??????????
�Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama� (HR. Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami).

Suasana Kelas

Di antara hak seorang Guru dari siswanya adalah:
1.        Tidak meninggalkan kelas atau majelisnya kecuali dengan seizinnya.
2.        Para Guru bukan malaikat, mereka tetap berbuat kesalahan. Tidak mencari cari kesalahannya dan menutupi aib-aibnya.
3.       Jika menemukan sesuatu yang tidak berkenan darinya, maka nasihatilah ia dalam sepi, di waktu dan tempat yang tepat yang sekiranya tidak akan membuat malu dan sakit hatinya.
4.        Tidak membanding-bandingkannya dengan Guru yang lain. Tidak mendebatnya bila pendapatnya berbeda dengan Guru yang lain, dan tidak meminta sesuatu yang diberikan oleh Guru yang lain namun tidak atau belum diberikan oleh Gurumu.
5.         Bila ada yang mesti didiskusikan, maka diskusilah dengan baik dan menggunakan bahasa terbaik agar tidak menyinggung perasaannya.
6.     Tidak memaksanya untuk mengajar atau menyimak (hafalanmu) bila Gurumu sedang istirahat, lelah, atau sedang tidak berkenan.
7.  Tidak membangunkan Gurumu saat ia tertidur, atau membukakan pintu rumah dengan mengetuknya berulang-ulang, melainkan harus menunggunya dan menerima pelajaran di bawah keridhaan darinya.
8.     Diperbolehkan berdiri untuk menghormatinya, mencium tangannya, dan penghormatan lainnya selama tidak berlebihan dan tidak berujung pada pengkultusan.
9.       Menghormati Gurumu berarti mesti menghormati keluarganya, anak-anaknya, dan seluruh orang-orang yang dicintainya.
10.     Menyimaknya dengan sungguh-sungguh saat Guru memberikan ilmunya.
11.  Kedudukan Gurumu dalam ilmu sama seperti orangtuamu dalam kehidupan dunia, bahkan kedudukannya lebih tinggi lagi. Maka penghormatan yang engkau berikan kepada orangtua mesti engkau berikan juga kepada Gurumu.
12.     Senantiasa mendoakannya agar ia berada dalam kebaikan dan keberkahan dan agar ilmunya bisa membawa manfaat bagi umat, khususnya bagi kita selaku siswanya.
13.    Orang yang mengajarkan satu huruf kepadamu adalah Gurumu, maka hormatilah ia. Karena satu huruf yang diajarkan kepadamu lebih besar nilainya daripada 1000 dirham yang engkau berikan kepadanya.

Suasana Kelas dengan Guru
Peran Guru begitu besar untuk memberikan ilmu untuk bekal masa depan para siswanya. Oleh karena itu sangat pantas mereka mendapat penghormatan dari siswa-siswanya. Guru bagaikan mengalirkan samudera ilmu di atas bumi yang tandus, dan membuat bumi jadi subur, dipenuhi dengan tumbuh-tumbuhan hijau, sehingga menghasilkan buah-buahan yang matang.

Suasana Kelas dengan Guru
Siswa hendaklah menghormati, memuliakan dan mengagungkannya karena Allah, dan berupaya menyenangkan hati Guru dengan cara yang baik. Siswa juga mesti bersikap sopan dan mencintai Guru karena Allah, selektif dalam bertanya, serta tidak berbicara kecuali setelah mendapat perkenan dari Guru. Jika siswa melakukan kesalahan kepada Guru, maka segera mengakuinya dan meminta maaf  kepada Guru.