Tampilkan postingan dengan label Aksi 55. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aksi 55. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 Mei 2017

Terkini....! KAMMI Apresiasi Hakim yang Perintahkan Penahanan Ahok



Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Kartika Nur Rohman memberikan komentar soal vonis Ahok. Kartika mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya berharap Ahok dihukum maksimal.

“Kita sebenarnya berharap Ahok dihukum maksimal berdasarkan pasal 156a. Tapi kita mengapresiasi hakim yang telah memerintahkan penahanan langsung Ahok,” katanya kepada Kiblat.net melalui pesan singkat pada Jumat (12/05).

Di sisi lain, KAMMI menyayangkan sikap Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam memberikan tuntutan. Menurut Kartika tuntutan JPU tidak wajar dan diduga telah dipolitisasi.

“Yang sangat kita sayangkan adalah institusi kejaksaan yang telah dipolitisasi,” imbuhnya.

Basuki Thahaja Purnama alias Ahok divonis Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Utara atas tindakan penistaan agama. Majelis Hakim yang diketuai Dwiarso Budi Santiarto memberikan vonis dua tahun penjara ke Ahok tanpa hukuman percobaan.

Atas vonis tersebut, Majelis Hakim menegaskan bahwa Ahok telah melanggar pasal 156a tentang penistaan agama. Majelis Hakim menegaskan, seluruh syarat di pasal tersebut sudah terpenuhi. Hakim pun memerintahkan penahanan terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu.

[k]

Jumat, 05 Mei 2017

Kisah Haru Terkait Aksi 55 Di Pasar Kebayoran Lama


Oleh Zaki MP

Ngelmu.id - Saya terharu tadi pagi di Pasar. Pingin nangis. Pagi ini tergesa-gesa untuk membeli logistik buat aksi Jumat siang nanti, karena baru sempatnya waktu sudah mepet.

Ya Rabb, saya nggak tega lihat seorang ummahat jualan roti dan menawarkan saya untuk beli.

Saya tanya "berapa harganya bu?"
Si ibu jawab " 5000 rupiah".

Ibu bawa berapa banyak ? Saya beli semua. Sambil saya hitung uang, "ah cukup 750 ribu".

Saya tinggal ibu itu sejenak sambil beli buah-buahan di blok lain.

Saat saya kembali, sang ibu bertanya, "mas beli sebanyak ini buat apa?"

Saya jawab, "Buat aksi 505  siang ini bu. Ibu nggak ikut?", tanya saya.

"Saya nggak tahu pak, nggak dapat info. hape saya jadul, nggak nonton tv pula. Saya pingin ikut pak. Tapi saya ada agenda", jawabnya.

"Berapa bu semuanya?"

"GRATIS PAK, SAYA NYUMBANG. Saya dah niatin buat bantu, di saat saya tidak bisa ikutan padahal ingin ikutan", jawab sang ibu sambil mengusap air mata nya.

lalu ibu itu meninggalkan saya begitu aja.

Sementara saya masih bengong dan terharu.

Barakallahu fikum
Jazakillah khair ibu.

Jika kawan-kawan ada yang kenal dengan ibu ini, sampaikan salam takzim saya.

#ahSayaMasihTerharu
#pasarkebayoranlama

Bachtiar Nasir: Kalau Taat Komando Barisan Umat Islam Bisa Jadi Kekuatan


Ngelmu.id - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bachtiar Nasir, mengimbau umat Islam untuk tetap berada dalam satu barisan dan mengikuti komando.

"Jika umat Islam tetap berada dalam satu barisan dan mengikuti komando, umat Islam bukan hanya jadi barisan tapi akan jadi kekuatan", kata Bachtiar Nasir di tengah jamaah shalat jum'at di Istiqlal, 5 Mei 2017.

Selain itu Bachtiar Nasir juga mengimbau muslim Indonesia untuk menerima apapun putusan hakim, atas kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Karena percuma kita bermunajat (berdoa) kalau kita tidak bisa menerima keputusan," ujar Bachtiar Nasir di hadapan ribuan muslim yang hadir ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017).

Dalam kesempatan itu ia juga mengingatkan umat Islam yang juga merupakan peserta aksi 55 itu, untuk bisa bekerjasama dengan baik, dengan para aparat keamanan yang bertugas mengawal jalannya aksi hari ini.

"Siap untuk menjaga keamanan ?" tanya Bachtiar Nasir yang dijawab dengan seruan "siap" oleh ribuan orang yang hadir di masjid tersebut.

Selain itu Ketua GNPF juga mengingatkan para peserta aksi untuk bekerjasama dengan baik, dan menghargai petugas kebersihan yang bertanggungajwab atas kebersihan di lokasi aksi.
Hal itu harus dilakukan dengan cara menjaga kebersihan.

Aksi hari ini bertujuan untuk memberi dukungan kepada majelis hakim, agar memberikan putusan yang seadil-adilnya terhadap Ahok.

Aksi itu dilakukan dengan cara doa bersama di Masjid Istiqlal, dan mengirim perwakilan ke kantor Mahkamah Agung (MA).

Suara Para Ulama dan Tokoh Nasional Aksi Simpatik 55

Aksi Simpatik 55
Ngelmu.id - Siang ini dilaksanakan aksi 55 yang diprakarsai oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Aksi 55 ini bertujuan untuk menuntut keadilan terkait kasus penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok menjelang putusan majelis hakim pada 9 Mei mendatang.

Ketua Umum Gerakan Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, tidak ada keinginan untuk anarkis ataupun menggulingkan kekuasaan siapa pun. GNPF, kata dia, bersama umat Islam yakin, Allah yang Maha Adil pasti akan turunkan keadilan-Nya. �Sebab, jutaan hamba yang ada di Indonesia khususnya, pasti ada salah satu yang dikabulkan oleh Allah SWT,� katanya. Agenda dari aksi simpatik itu, jelas Bachtiar, hanya shalat berjamaah di Masjid Istiqlal dan long march ke Mahkamah Agung, setelah itu selesai. Bachtiar mengatakan, tidak ada agenda lain yang terselip, terlebih agenda makar yang diisukan selama ini. �Kalaupun ada agenda lain, kami akan umumkan,� jelasnya.

Bachtiar melanjutkan GNPF-MUI akan melakukan orasi dan memohon doa kehadirat Allah. Kemudian, kata dia, menyampaikan pesan ke Mahkamah agung untuk memutuskan perkara penodaan agama dengan seadil-adilnya. �Tanpa intevensi siapa pun, tanpa tekanan siapa pun, murni berdasarkan nurani hukum Mahkamah Agung,� ujarnya.Untuk aksi hari ini, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengapresiasi Polri yang tidak akan melarang aksi 55 yang akan digelar oleh sejumlah umat Muslim. Dia menilai hal tersebut, menjadi momen penting, dimana suatu keadilan hukum sudah mulai kembali.

Ketua Dewan Pembina PAN, Amien Rais menegaskan bahwa semua pihak yang telah menistakan agama, harus dihukum sesuai dengan aturan yang ada. Menurut Amien, jika bangsa kemudian gonjang-ganjing karena penista agama, hal tersebut tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat. Indonesia akan tenang kembali, jika penista agama tanpa kecuali dihukum dengan adil.

Peserta Aksi Simpatik 55

Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Aa Gym, dalam pesannya menyoroti beberapa kejadian mencemaskan di antaranya pengadilan penistaan agama yang sedang berlangsung saat ini. Ia berharap mudah-mudahan dengan munajat bersama, Allah memberikan hidayah dan taufik kepada majelis hakim untuk bisa memberikan keputusan seadil-kepada umat Islam. Kepada yang hadir diminta untuk memastikan niatnya lurus demi kebaikan. Melaksanakan aksi dengan niat yang baik, perkataan baik dengan sikap yang terbaik agar Allah yang Maha Menyaksikan ridho.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin memberikan dukungannya terhadap aksi simpatik 55. Aksi Simpatik 55, menurut dia adalah ekspresi demokrasi yang dijamin konstitusi. Din menjelaskan, Aksi Simpatik 55 sejalan dengan kerukunan sejati karena aksi ini adalah bentuk protes terhadap ujaran kebencian yang mengganggu kerukunan. Din menilai, tujuan aksi ini untuk mengingatkan Indonesia untuk terus melakukan penegakan hukum dan keadilan. Din berharap agar pelanggar norma dan etika kerukunan dapat diamputasi melalui penegakan hukum yang berkeadilan dan memerhatikan rasa keadilan masyarakat. Din juga berpesan, agar aksi 55 dapat berlangsung secara simpatik dan damai.

Ketua MUI KH Ma�ruf Amin mengatakan, Aksi 5 Mei intinya meminta hakim persidangan kasus penistaan agama untuk independen. GNPF mengehendaki hakim punya pandangan sendiri, bisa menimbang secara jernih kasus ini, dan memerhatikan pendapat dari MUI, NU, dan Muhammadiyah yang telah mengatakan bahwa Petahana Basuki T. Purnama telah menistakan agama Islam. �Kalau ketiga organisasi ini tidak diperhatikan pendapatnya, berarti mendelegitimasi lembaga yang sudah kredibel itu. Lantas, mau pakai pendapat siapa?� uajr Kiai Ma�ruf. Sepanjang tidak anarkis, Kiai Ma�ruf menilai Aksi 5 Mei tidak jadi soal, apalagi dilakukan di masjid. �Ini kan hanya menyampaikan aspirasi masyarakat atas proses di pengadilan,� kata Kiai Ma�ruf.

Aksi Simpatik 55



Kamis, 04 Mei 2017

Serba-serbi Persiapan Aksi Simpatik 55

Masjid Istiqlal
Ngelmu.id - Hari ini akan dilaksanakan aksi 55 yang diprakarsai oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Aksi 55 ini bertujuan untuk menuntut keadilan terkait kasus penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok menjelang putusan majelis hakim pada 9 Mei mendatang.

Untuk aksi hari ini, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengapresiasi Polri yang tidak akan melarang aksi 55 yang akan digelar oleh sejumlah umat Muslim. Dia menilai hal tersebut, menjadi momen penting, dimana suatu keadilan hukum sudah mulai kembali.

Dia membaca salah satu Koran nasional. Dalam Koran tersebut, diberitakan bahwa Polri akan mengawal agar semuanya tertib. Dia berharap dengan tindakan Polri yang demikian, akan timbul kesadaran dari Polri untuk menjadikan hukum sebagai marwahnya kembali.

Aa Gym
Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Aa Gym, akan hadir dalam Aksi Simpatik 55 di Masjid Istiqlal, Jakarta, hari ini, Jumat (5/5). Menurut Aa, kehadirannya di Istiqlal adalah untuk bermunajat bersama-sama jamaah

Aa Gym berpesan melalui pesan audio yang mengatakan bahwa Aa insya Allah akan hadir dan ingin ikut serta bermunajat dengan jamaah lain sebanyak-banyaknya, syariatnya berharap Allah menolong Indonesia menjadi negera yang aman yang maju dalam keridhaan Allah.

Dalam pesannya, Aa menyoroti beberapa kejadian mencemaskan di antaranya pengadilan penistaan agama yang sedang berlangsung saat ini. Ia berharap mudah-mudahan dengan munajat bersama, Allah memberikan hidayah dan taufik kepada majelis hakim untuk bisa memberikan keputusan seadil-kepada umat Islam. Kepada yang hadir diminta untuk memastikan niatnya lurus demi kebaikan. Melaksanakan aksi dengan niat yang baik, perkataan baik dengan sikap yang terbaik agar Allah yang Maha Menyaksikan ridho.

Adapun bagi yang tak bisa hadir, lanjut Aa, silahkan shalat jumat di tempat masing-masing dan memperbanyak doa. Berdoa bisa mengubah takdir ke takdir yang lebih baik. Melakukan segala perbuatan, aksi dan bermunajat, atas kecintaan terhadap negara kesatuan Indonesia kita yang utuh dan martabat.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin memberikan dukungannya terhadap aksi simpatik 55. Aksi Simpatik 55, menurut dia adalah ekspresi demokrasi yang dijamin konstitusi.

Din Syamsuddin
Din menjelaskan, Aksi Simpatik 55 sejalan dengan kerukunan sejati karena aksi ini adalah bentuk protes terhadap ujaran kebencian yang mengganggu kerukunan. Din menilai, tujuan aksi ini untuk mengingatkan Indonesia untuk terus melakukan penegakan hukum dan keadilan.

Din berharap agar pelanggar norma dan etika kerukunan dapat diamputasi melalui penegakan hukum yang berkeadilan dan memerhatikan rasa keadilan masyarakat. Din juga berpesan, agar aksi 55 dapat berlangsung secara simpatik dan damai.

Suasana Saat Kedatangan Peserta Aksi Simpatik 55
Peserta Aksi Simpatik 55 sudah mulai berdatangan dari berbagai daerah dari semalam, Kamis (4/5) di Masjid Istiqlal, Jakarta. Peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengikuti aksi yang diprakarsai Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) tersebut dengan menggunakan moda transportasi yang beragam, seperti bus, kereta api, bahkan pesawat. Mereka datang dengan biaya sendiri.

Para peserta mengaku tak ada alasan lain yang mendorong mereka untuk ikut serta dalam Aksi 55 selain menuntut keadilan. Mereka merasa keyakinannya telah dinistakan dan menuntut majelis hakim memberi rasa keadilan kepada masyarakat dalam putusannya terkait kasus dugaan penistaan agama.